Minggu, Desember 18, 2016

Mezbah dan Pohon

Pada suatu hari,
Tumbuh satu tunas kecil di samping mezbah.
Wow lucunya, aku siram ya biar kamu tidak kehausan.
Hei, tanaman yang tumbuh disekitar mezbah harusnya kamu cabut.
Ah, tapi ini lucu sekali, Bapa. Lihat betapa mungilnya daun itu. Dan batangnya yang hijau dan segar.
Apa sih salahnya kalau dia tumbuh?

Lama kelamaan tunas bertumbuh menjadi pohon kecil di samping mezbah.
Sesekali batangnya tertiup angin dan menyentuh mezbah.
Hei, sampai kapan kamu biarkan pohon itu tumbuh di sini?
Ah Bapa, iya aku mengerti.
Batang yang menyentuh mezbah itu akan aku potong.
Tapi seharusnya pohon itu kau cabut..

Beberapa bulan kemudian
Tunas tersebut sudah menjadi pohon yang besar.
Kokoh dan rindang.
Dan menudungi mezbah.
Mengapa harus ditebang? Mengapa aku tidak boleh menyiraminya lagi?
Bukankah pohon ini baik, bisa mencegah pemanasan global?
(Alasan bodoh, ya aku tahu)

Pohon itu sudah seharusnya dicabut sampai ke akar-akarnya.
Jadi kapan mau pohon itu kau tebang?
Kapan mau berhenti menyirami pohon itu?

Hm.
Me too annoyed with my own self.

Rabu, Desember 14, 2016

Song of the broken

I broke the rule
Messing my own self
Playing with the comfort zone,
Slipped and drowned then.

Integrity is the song
My heart keeps on singing
But at the intersection
I chose the wrong turn.

If only confessions and prayers can heal
Here i am,
A sinful and a liar
With a hope to be healed.

If You are close to the broken hearted
Here i am,
I bring these scatters
With a hope to be healed.

Selah

My remedy,
You are my remedy,
The Lord of the universe is my shepherd
Be still and be healed, my soul.

Malang, December 14th 2016

Senin, Desember 05, 2016

Selah

Sekarang masih belum waktunya tidur.
Seberapapun kerasnya kamu berusaha untuk tidur, kamu tidak akan bisa tidur nyenyak.
Karena sekarang masih waktu bekerja.

Lihat, betapa banyaknya hal yang harus kamu kerjakan.
Semuanya sudah berbaris di hadapanmu.
Sudah ada di telapak tanganmu.
Menanti untuk diselesaikan.

Kamu akan tidur. Tapi nanti.
Sekarang kerja dulu ya.

Selah
Malang, 4 Desember 2016

Senin, November 28, 2016

Publikasi

Aku enggak percaya kesuksesan dengan modal usaha semalam. Kalau usahanya sedikit dan berhasil itu namanya keberuntungan. Tapi kesuksesan butuh usaha, dan butuh waktu untuk mempersiapkan yang terbaik.
I used to wondering why i never been good enough. Tiga tahun berurusan sama publikasi. Ditolak? Sering.
Berbulan-bulan berusaha memperbaiki grammar, berusaha memperbaiki cara penulisan, berusaha membuat benang merah manuskrip, berusaha lebih teliti lagi membaca author guidelines, sabar nunggu balesan editor, sabar ngerjain semua revisian, dll.

Bukan berarti teman-temanku tidak berusaha maksimal. Mereka sudah berusaha. Tapi lelah karena tidak juga dihargai. Dan akhirnya mereka memilih jalan yang lebih berat. Memulai dari awal. Mulai dari memilih topik baru, membuat proposal, memulai penelitian dari awal, sampai mengurus publikasi. Sedih kita pisah rek :(
Aku memilih jalan yang lebih mudah. Aku enggak bisa membayangkan kalau harus memulai dari awal lagi, apalagi dengan topik yang berbeda. Karena males belajar topik lain, dan sampai saat itu belum ada penelitian payung biomed lain di bidang kardiovaskular. Enggak kuat kalau mesti penelitian sendiri, penelitian biomedik bisa habis puluhan juta. Bayar SPP aja megap-megap (gitu kok ya tetap nekat ambil kuliah biomedik -.-")
Ya sudahlah gak apa-apa makan hati sedikit, daripada mesti minta uang di papa mama buat penelitian biomedik.

Publikasi perdana. Full of flaws, but enough to get M.Biomed :)

Regards,
Your next heart keeper
#on #my #way #to #be #your #heart #keeper

Ps: kalo penasaran googling aja pakai keyword atherosclerosis, oxLDL, Lp-PLA2, foam cell, dan Aditya Angela Adam.
Enggak penasaran? Yaudah sih gapapa juga..

Rabu, November 02, 2016

November 2nd wish

I wish for a rain every November 2nd.
I don't know when it started.
But i remember that November 2nd when i was at 12th grade.
Hard rain, after a frustating math try out.
Suddenly a bad mood turn into a smile of joy.

It wasn't raining for some November 2nd.
But don't worry, i'm just fine.
I think i'm getting used to it.
It was raining somewhere else though.

It was raining today.
Not a hard one, but enough to making me smile.

Hey, was it raining at your sky today?
I wish it was not raining in your heart.

Malang, November 2nd, 2016

Ancentors: The Path Makers

Di abad ke-18 seorang misionaris Eropa pernan bercakap-cakap dengan beberapa penduduk asli Greenland yang sudah beriman kepada Kristus. Ia mengungkapkan keheranannya karena mereka dulu bisa hidup dalam kekafiran. Mendengar itu, seorang dari mereka menyahut:
" Memang benar dulu kami orang kafir yang bodoh, tidak tahu tentang Tuhan dan Juruselamat. Dan memang siapa yang memberitahu kami tentang Dia sampai kalian datang? Tetapi anda tak boleh membayangkan bahwa tidak ada orang di Greenland yang memikirkan hal-hal ini... Namun, ada seni yang jauh lebih besar dalam pembentukan manusia daripada makhluk lainnya. Siapa yang menjadikannya? ... Dari mana asal mereka? ... Dan dari mana bumi, laut, matahari, bulan, dan bintang muncul? Pastilah ada satu Sosok yang membuat semua itu, Sosok yang selalu ada dan tak pernah berhenti ada. Ia mestinya luar biasa lebih kuat, mengetahui, dan bijak daripada manusia terbijak. Ia mestinya juga sangat baik, berguna dan penting bagi kami. Ah, kalau saya dulu mengenal-Nya, saya akan mengasihi dan menghormati-Nya! Tetapi siapa yang sudah melihat Dia? ... Tak seorangpun di antara kami, orang-orang malang. Namun, mungkin ada orang yang tahu sesuatu tentang Dia. Andai saya nisa bicara dengan orang itu! Itulah sebabnya begitu saya mendengar kalian berbicara tentang Sosok agung ini, saya langsung mempercayainya dengan segenap hati, karena sudah begitu lama saya ingin mendengarnya."
Dari buku Tuhan Gunung atau Tuhan Alam Semesta? oleh Samuel Tumanggor

Saat aku membaca halaman ini, seketika pikiranku memutar kembali memori tentang Opa Hendrik Adam dan Opa Elia Kause. Tentang bagaimana Opa Adam, di hari-hari buruknya, memandang ke langit sambil merenung. 'Pasti ada hal yang lebih besar dari semua yang ada di dunia ini. Yang berkuasa menciptakan langit dan bumi, yang berkuasa menumbuhkan tanaman, yang berkuasa menciptakan manusia.'
Tidak lama kemudian Opa Adam bertemu dengan seorang pendeta. Yang kemudian menginspirasi Opa untuk menjadi seorang penginjil di Sumba, pulau yang terpencil, jauh dari kehidupan nyaman di Jawa. Seperti Yunus yang tidak bisa kabur saat dipanggil, Opa dan Oma Adam taat. Hm, now i know where my determined gene comes from. Opa, sekarang Tya juga tidak bisa kabur.
Tentang bagaimana Opa Eli, saat akan naik kapal untuk berangkat ke Jawa, membuang jimat 'bekal' dari papa dan mamanya ke laut.
Now they're watching me from the clouds. Opa Adam, Opa Eli, terima kasih untuk tindakan iman yang sudah Opa berdua lakukan dulu. Terima kasih sudah membuka jalan buat Tya dan anak cucu yang lain.
-------------------------------------------------------
additional story:
I also like the story about how they two connected to each other, even before papa met mama. Jadi dulu itu Oma Su dan Opa Eli sering mengirim sambal goreng ke Opa Adam sekeluarga, lewat Oma Goller yang tinggal di Waingapu, dan berteman dengan Oma Ruth, kakak Oma Su. Surabaya dan Waingapu dipersatukan dengan sambal goreng. Hahaha



Minggu, Oktober 30, 2016

The shadow proves the sunshine

Someday, on the eternity
I would really love to look back on these two days and say
"Oh! I remember that days! Those are my favorite!"

On how you fall ahundred, but stand up then.
When it hurts, but recover easily then.
Even only dreaming about that one day is making me happy now.

Thank You, for making me stronger.
Thank You, for making me smile eventhough i really dont want to.
Thank You for making me chose the right responses.

No, hurricane.
You cant silence my love.

Malang, October 30th 2016

Selasa, Oktober 25, 2016

Paradox

War zone is the safest place to be.
But remember, to be safe, you must be on the winner's side.

Jumat, September 23, 2016

What is in your hand?

I am a dreamer. A big daydreamer.
Aku sering membayangkan bagaimana aku 10 tahun lagi. Akan jadi seperti apa aku nanti, akan bersama siapa aku nanti, dan apa yang akan aku lakukan.
Mimpi itu kayak gula, manis. Tapi kalau kebanyakan bisa bikin resistensi insulin. Too much isnt good.

Semua mimpi tentang masa depan sering berakhir dengan pemikiran, "can i just skip this 10 years and go straight to the time when i have already be a beautiful doctor, wife, and mother?"
Padahal masa depan itu produk hari ini. Tanpa kerja di hari ini tidak mungkin akan ada hasil di hari esok, apalagi masa depan.

Apa yang ada ditanganmu sekarang?
Lihat, bukankah ada banyak hal yang bisa kamu kerjakan?
Hal-hal itu mungkin kamu anggap kecil, tapi itulah latihan untuk masa depan. Setialah pada perkara yang kecil, maka perkara yang besar tidak akan segan untuk dipercayakan padamu.

Kamis, September 22, 2016

Little Girl

Look into the mirror.
You will see
the little girl you were. 
The one that always believes in you

She always believes,
That you've got everything that it takes
to make her dreams come true,
Today you are working on your and her dreams.

She always believes,
That you are meant for something great
for what she hasn't understood yet.
But she's sure it is big.

She always believes,
That you have all the courage to face your life today
to take your big steps and breakthrough.
To overcome obstacles and knock down the giants.

She is the one that I'd really want to hug right now.
Or may I be the one who needs hers?

I wish I could tell her, the little girl in me,
you are walking on the right path.
There's nothing to worry about.
Remember, God is your provider

I wish I could tell her, the little girl in me,
you need to grab every opportunity in front of you.
It's okay to stand alone or to walk alone
for some ideas that others can't understand.

It's okay if you screw up sometimes
I still love you even though
But don't you dare to give up
You are stronger than you think you are.

Keep this in your mind,
That little girl,
she always, I said always, believes in you.

Minggu, September 18, 2016

Dokter, makasih ya doanya..

RS. Dr Iskak Tulungagung, 13 Februari 2016
Waktu stase poli, datang seorang ibu dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir. Pasien kemudian di USG, ternyata ibu ini keguguran, tapi bayinya masih di dalam kandungan. Istilah kedokterannya missed abortion. Nah kebetulan koass stase Obgyn di Tulungagung diwajibkan bikin 2 laporan kasus. Karena kasusnya cukup full blown, aku minta pasien ini dijadikan laporan kasusku. Otomatis pasien ini nantinya harus aku follow up dari hari pertama ngamar, operasi, sampai pulang.
Sorenya aku mampir ke ruang Melati, buat follow up pasienku dan baca status rekam medisnya.
Pasien (P): Loh dokter kok tau saya disini?
Tya(T): Tadi saya tanya ke perawatnya bu.. Gimana sekarang keadaannya bu? Ada keluhan apa?
P: Sudah enggak ada dokter..
T: Rencananya kapan mau dikuret bu?
P: Katanya sih besok dokter. Tapi enggak dikasi tau jam berapa..
T: Tapi udah disuruh puasa kan bu?
P: Iya nanti jam 2 malam berhenti makan, terus jam setengah 5 mulai puasa minum.. Dokter terima kasih ya supportnya
T: (dalam hati:padahal aku enggak ngapa-ngapain, cuma dateng dan ngobrol-ngobrol.. Itupun karena lapsus). Iya bu.. Sekarang yang penting ibunya sehat ya.. Semoga besok lancar ya bu operasinya.
P: Iya dokter, makasih..
Besoknya enggak sempat follow up, ga sempat juga ikut operasi gara-gara telat turun poli. Pas sampai di OK, operasinya udah selesai. Sedih. Padahal pengen banget ikutan ngeliat operasinya.
Hari ini (13 Februari) stase ruangan. Dan ketemu lagi sama ibu itu waktu ikut visite. Waktu liat aku ibunya langsung senyum dan bilang, 'Dokter, makasih ya doanya..'
Terharuuu..
T: Ibu sekarang keluhannya apa?
P: Sudah enggak ada dok..
T: Enggak keluar darah lagi?
P: Cuma kemaren pas habis operasi keluar darah pas pipis. Terus abis itu udah enggak lagi.
Aku ingat setelah itu, saat aku jalan pulang ke mess sendirian lewat lorong RS dr Iskak yang bersih dan banyak bunga-bunga #apasih, my mind was thinking, 'Begini ya rasanya jadi dokter..'. Walaupun waktu itu aku sama sekali enggak ikut andil dalam diagnosis dan terapi pasien, tapi saat melihat pasien bisa pulih rasanya senang sekali. And imagine how wonderful your life will be, by living this job for the rest of your life!

Jumat, September 16, 2016

2

The truth is,
It wasn't that hard.
It wasn't that scary.
It wasn't that emotional.
Good communication really did fix almost everything.
And I thank You, for winning my battle.

Malang, September 16th 2016

Kamis, September 08, 2016

1

You planned it well
You was doing it good
You might fall a little
Your execution might had some flaws
But this is how you learn
This is how you grow

Senin, Agustus 29, 2016

Next Level

Saking amannya jaga malam ini, akhirnya baca-baca lagi postingan jaman maba. Oh my, it's been almost 5 years. Aku kira step terberat sudah aku lewati waktu itu. Nyatanya setiap tahap selalu ada tantangan baru. Di tahap preklinik tantangan terberat mungkin UTS dan UAS, kepanitiaan, dan TA. Saat masuk tahap klinik, tantangannya berubah lagi jadi lebih advanced. Enggak cuma ujian, enggak cuma menghafal, tapi juga kemampuan komunikasi, kemampuan bertahan walaupun dibanting-banting dan diinjak-injak (mentally), kemampuan begadang, kemampuan menahan diri untuk tidak baper, dan lain-lain.
Sama seperti kita yang terus bertumbuh, tantanganpun terus berevolusi sesuai kemampuan kita. Bukan tantangan namanya bila tantangan itu dilalui dengan mudah. Justru kita menyebut suatu tantangan sebagai tantangan karena hal itu baru dan sulit. Tau gak apa yang paling menyenangkan dari sebuah tantangan? Perasaan lega yang luar biasa setelah tantangan tersebut selesai.
Tantangan membuat kita bertumbuh, tantangan membuat kita menyadari bahwa kita ternyata mampu melampaui batas yang kita kira tidak akan pernah kita lampaui. Tantangan membuat kita sadar kalau kita butuh Tuhan.

fear is temporary. regret is forever.
take those little baby steps
also those giant leap once or twice
and keep on moving



Malang, Juli 2016

Minggu, Agustus 21, 2016

Blind spot

A giant wall around me.
A roaring lion outside it
This wall keeps me safe.
Until I looked into the window

I was manipulated.
They lured my eyes
As they stroke me at my blind spot
They shot me at my weakest point
As my heart fooled me
It tempted me to fall

Don't ever trust your heart
Don't follow that vicious cycle
Of obsessed-disappointed-forgotten
How long will you tremble?

Minggu, Juli 10, 2016

Kehidupan normal

Apa itu kehidupan normal? Sejak jaman awal kuliah dulu aku selalu mendefinisikan kehidupan normal dengan masa-masa liburan di Kupang. Santai, tanpa tekanan, bebas, Sampai beberapa waktu yang lalu pun definisi hidup normalku masih tetap sama. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, ternyata kehidupan normal itu dinamis.
Saat ini aku dalam tahap klinik. Banyaknya tekanan di tahap klinik ini kadang membuat aku lelah. Apalagi sekarang aku di lab IPD, yang terbesar dan (kata orang) terberat. Yang paling ngeselin dari IPD adalah masih ada stase hari sabtu. Selama stase junior aku selalu berharap bisa mendapatkan kembali kehidupan normal "di rumah seharian, tanpa ngapa-ngapain". Dan kemarin, saat (puji Tuhan) dapet libur 2 hari full tanpa jaga tanpa stase, malah bingung mau ngapain. Hari pertama libur masih seneng, tapi hari kedua udah bosen. Apakah itu kehidupan normal? Aku rasa tidak.
Tanpa sadar rutinitas di rumah sakit sudah menjadi kehidupan normalku saat ini. Aku sudah terbiasa jaga malam sambil nyicil membuat MR. Aku sudah terbiasa tidur sambil duduk di pojokan lantai IGD. Aku sudah terbiasa memakai jas lab setiap hari. Aku sudah terbiasa menganamnesis dan memeriksa pasien baru. Aku sudah terbiasa memfollow up pasien setiap pagi. Aku sudah terbiasa dibangunkan tengah malam untuk mengerjakan AP dari PPDS. Aku sudah terbiasa jalan di lorong RSSA tengah malam. Aku sudah terbiasa dengan adrenalin rush tiap kali maju MR, minicex, responsi, maupun ujian akhir suatu lab. Aku sudah terbiasa menyiapkan senyuman inosen (cengengesan lebih tepatnya) saat tidak bisa menjawab pertanyaan dari SPV. Aku sudah terbiasa dengan RSSA. Aku sudah terbiasa jadi dek koass. Aku sudah terbiasa jadi koass IPD.
Sama seperti perubahan yang akan selalu terjadi, demikian pula definisi kehidupan normal akan terus berubah. Sekarang tergantung kita, apakah kita mau mendefinisikan kehidupan normal sesuai kondisi kita saat ini, atau mau tetap terlena dengan kenangan kehidupan normal di masa lalu.
Tya pamit mau nyelesain responsi dulu. Sekian.

Rabu, Mei 25, 2016

Unspoke words

There was no tomorrow
For a soul that gone
There was no tomorrow
For an opportunity that gone

There was no tomorrow
To say the good news
that he is forgiven
that God loves him

There was no tomorrow
I should have known it
There was no tomorrow
I shouldn't judge

It was his fault
It was the curse he got
for all the bad things he done
for all the wrong paths he chose

But there was no tomorrow
For the unspoke words.

Rest in peace
Male/35yo/W.26/SJS+B24

Jumat, Mei 06, 2016

God of The Poor (Beauty for Brokenness)


Pertama kali denger dan nyanyi lagu ini pas di KMdN XIII. Waktu itu hampir setiap hari sepanjang acara pasti ada lagu ini. Apa aku suka lagu ini? Jelas! Hahaha. Kalo enggak ngapain sampai di post di blog. So enjoy, hope you like it too :)

Beauty for brokenness
Hope for despair
Lord, in the suffering
This is our prayer
Bread for the children
Justice, joy, peace
Sunrise to sunset
Your kingdom increase!

Shelter for fragile lives
Cures for their ills
Work for the craftsman
Trade for their skills
Land for the dispossessed
Rights for the weak
Voices to plead the cause
Of those who can't speak

Reff:
God of the poor
Friend of the weak
Give us compassion we pray
Melt our cold hearts
Let tears fall like rain
Come, change our love
From a spark to a flame

Refuge from cruel wars 
Havens from fear
Cities for sanctuary
Freedoms to share
Peace to the killing-fields
Scorched earth to green
Christ for the bitterness
His cross for the pain

Rest for the ravaged earth
Oceans and streams
Plundered and poisoned
Our future, our dreams
Lord, end our madness
Carelessness, greed
Make us content with
The things that we need

Lighten our darkness
Breathe on this flame
Until your justice
Burns brightly again
Until the nations
Learn of your ways
Seek your salvation
And bring you their praise

Minggu, Mei 01, 2016

Promise me to be strong

Promise me to be strong
Promise me to always put on a smile even though your feet hurt
Promise me to always put on a smile even though your heart aches the most
Promise me to always keep your eyes open wide for those in need
Promise me to hold your tears when they can not control their words
Promise me to always think straight, even when the Goliaths running toward you
Promise me to always have a warm heart so that you can warm others
Promise me to always do the right things, even when others do not
Promise me to drink as much water as you can to stabilize your mood
Promise me to eat healthy food as much as I can to keep your brain's Na-K pump working
Because these days dan sleepless night won't last forever. And trust me, you'll gonna miss it someday.
Promise me to be strong

Selasa, Maret 01, 2016

Mohon jangan diganggu. Ini cara saya bertahan hidup.

"Tya kok belajar terus sih. Sebel deh"
"Gila Tya udah mulai belajar."

Bukan sekali dua kali mendengar perkataan itu. Sebagai orang dengan kombinasi visual-kinestetik, membaca berulang kali dan menulis ulang adalah caraku belajar. Aku bukan tipe orang yang bisa mengingat dengan jelas perkataan orang, aku bahkan sering lupa apa yang pernah aku katakan. Banyak orang lahir dengan super-duper-spongy brain, yang bisa dengan mudah mengerti suatu hal. Beberapa lahir sebagai pengingat ulung, yang dapat mengingat suatu detail dengan tepat dan berurutan. Tak perlu berkali-kali, cukup sekali mendengar dan mereka bisa mengingat hal itu selamanya. Tapi mungkin bukan aku. Aku butuh lebih banyak waktu untuk belajar. Karena aku tau, aku pasti gagal kalau menggunakan metode sistem kebut semalam. Cara itu pernah kucoba, dan berakhir dengan frustasi. Ketimbang sistem SKS, aku lebih suka sistem menyicil dan mengulang. Mungkin beberapa orang merasa terintimidasi dengan cara belajarku. Aku sadar. Aku tahu dengan jelas.Tapi tahukah kalian betapa terintimidasinya aku disaat kalian berkata "aku belum belajar", dan nilai kita sama, atau bahkan nilai kalian lebih tinggi? Maaf.
Cara belajar setiap orang berbeda. Yang sudah mulai belajar tidak boleh mengganggu yang belum mulai belajar. Yang belum mulai belajar juga tidak boleh mengganggu yang sudah mulai belajar. Seperti kata seorang SPV, 'Jangan pernah mengganggu teman yang belajar.' Karena mungkin itu caranya bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan FK.
Satu tips penting bertahan hidup di FK adalah belajarlah bersama orang dengan tipe belajar yang sama dengan kalian.d
Sekian lanturan saya malam ini. Selamat belajar.

Jumat, Januari 29, 2016

Kitab Ujian

Setiap orang punya kitab ujiannya masing-masing. Sama seperti Adam dan Hawa diuji dengan pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Atau Abraham yang diuji dengan mengorbankan Ishak. Atau Daud yang diuji di zona nyamannya. Ayub diuji dengan kehilangan seluruh hartanya. Yusuf yang difitnah dan dilupakan. Bahkan Tuhan Yesus pun juga diuji saat di padang gurun.
Setiap orang punya kitab ujiannya masing-masing. Namun bukan berarti dalam setiap ujian kita jalani dengan baik. Kitapun bisa jatuh seperti saat Daud jatuh dalam dosa. Kita bisa jatuh, seperti Hawa jatuh saat dia berada di Taman Eden yang masih tidak dikuasai maut. Kitab ujian menguji kehendak bebas kita, sehingga pilihan kita untuk mengasihi Bapa bukan karena kita telah diatur seperti robot.
Aku tahu, tidak sedikit hamba Tuhan yang dulu terlihat sangat 'suci' jatuh. Aku melihat saat mereka masih diatas, dan aku melihat bagaimana mereka jatuh. Aku ingat bagaimana dulu aku begitu 'memuja' mereka. Melihat mereka jatuh, tentu menggetarkan hatiku. Kecewa, mungkin. Di satu sisi mereka juga manusia. Mereka punya kitab ujian. Mereka pun berjuang sama seperti manusia lainnya. Tapi di sisi lain, Bapa sudah memakai mereka untuk kemuliaan namaNya. Lewat mereka, banyak jiwa telah dimenangkan. Lewat alunan nada dan lirik yang diperdengarkan, lewat sapaan dan senyum yang ramah, lewat pengertian Firman Tuhan yang mereka kemukakan. Ya, lewat mereka malaikat di sorga sudah bersorak-sorai ribuan kali.
Siapakah kita untuk menghakimi? Jujur aku dulu suka menghakimi. Namun seiring berjalannya waktu, aku belajar betapa sangat tidak menyenangkannya dihakimi orang lain. Maksudku, sudut pandang manusia terbatas, menjadikannya sulit untuk bisa menilai secara objektif.

Mengandalkan manusia itu mengecewakan. Manusia tidak sempurna. Tapi jika kita mengandalkan Bapa, walaupun ribuan orang (hamba Tuhan) rebah disisi kami, dan ratusan di sisi kiri kami, tapi hati kami tidak menjadi tawar. Sebab Bapa ialah tempat perlindungan kami, dan Yang Maha Tinggi telah kami buat tempat perteduhan kami.

Selasa, Januari 26, 2016

Tidak apa-apa

Suatu malam di saat jaga malam Obgyn di IGD
Tya : lho beneran ta enggak boleh megang perut pasien waktu lagi di NST? Aku enggak tauu..
Teman 1 : halah itu lho cuma dikit (yang rusak), enggak papa kok.
-------
Malam yang lain, saat jaga Obgyn IGD. Ceritanya mau ngambil sampel urin dari urobag buat di cek laboratorium.
Teman 2 : hati-hati muncrat lho
Tya : iya. bantuin pegangin dong (sambil megang urobag yang hampir terisi penuh dan tempat sampel urin)
Teman 2 : iya (megang ujung atas urobag)
Tya : (Ngisi tempat sampel urin sampai 3/4, terus urobagnya enggak bisa ditutup)
Teman 2 : Tutup tutup
Tya : susah, keras (Panik. Urin tumpah. Akhirnya berhasil nutup urobag. Tapi urinnya udah kadung tumpah. Tya pasang senyum inosen) Maaf.. Kena bajumu ga?
Teman 2 : Enggak, enggak papa. Ini minta dibersihin cleaning service aja.. Udah kamu ndang kirim sampelnya.
------
Betapa menyenangkannya jawaban yang menenangkan.
Thank you for being a nice friends.

Senin, Januari 11, 2016

2015

2015.
Yudisium dan wisuda S.Ked. Kuliah Biomedik. Koass.
3 hal yang menggambarkan beberapa perubahan besar yang terjadi di tahun 2015.
Peralihan dari preklinik ke klinik sebelumnya merupakan suatu hal yang sangat aku takuti. Aku takut tidak mampu bertahan selama jam jaga malam. Aku takut bila diharuskan terus berinteraksi dengan orang-orang yang tidak aku sukai. Bayangan tentang kehidupan koass yang tinggi tekanan baik fisik maupun mental tidak pernah berhenti berkeliaran dipikiranku saat membayangkan kehidupan koassku nantinya.
Kuliah biomedik. Mungkin ini bukan pilihan yang tepat. Bahkan sejujurnya aku tidak tahu apa gunanya gelar ini selain untuk mengajar calon mahasiswaku nantinya. Aku ingat sempat membayangkan diriku mengajar tentang proses transkripsi dan translasi di tengah kuliah Bu Dhani tentang transkripsi dan translasi. Walaupun begitu, aku suka belajar sesuatu yang baru. Mengetahui betapa rumitnya tubuh manusia, bahkan dalam satu sel yang tidak kasat mata masih ada zat yang jauh lebih kecil, yang masing-masing mempunyai peran dalam pengaturan fungsi sel. Dimana proses kematian sel yang terjadi dalam waktu beberapa detik melibatkan ratusan bahkan ribuan protein yang saling berinteraksi. Atau proses pembelahan sel yang membutuhkan kerja sama dari berbagai protein terkait, yang bila salah satunya rusak dapat mengakibatkan gagalnya proses pembelahan sel. Haha, sebenarnya 80% ilmu biomedik yang dipelajari sejak Februari - Juni 2015 saat ini sudah menguap entah kemana. Tapi setidaknya aku tahu buku apa yang harus aku buka disaat aku membutuhkan ilmu tersebut.
Kuliah biomedik memaksa area wernickeku belajar untuk merangkai kata dengan baik lewat berbagai tugas makalah. Mungkin anda bisa menyadari betapa berkembangnya perbendaharaan bahasaku sejak 1 tahun terakhir ini. Bukan hanya anda, saya juga merasakan perubahan itu. Kuliah biomedik memaksaku juga untuk terus membuka mata dan menggerakkan jemari tangan untuk mengetik kata demi kata disaat dateline pengumpulan makalah sudah di depan mata. Bila semasa preklinik tidur cukup adalah hal yang utama, di minggu ujian sekalipun, kuliah biomedik mengajarkanku untuk melampaui batas. Tidak apa tidur diatas jam 12, asalkan semua tugas sudah selesai dikerjakan dan semua materi ujian telah dibaca, walaupun dengan dopping caffein peroral.
Koass.
Tak terasa sudah 5 bulan berlalu sejak hari pertama masuk di dunia yang baru ini. Semua hal-hal yang dianggap menakutkan semasa preklinik, nyatanya tidak semenakutkan itu. Ya, koass tidak seberat yang dibayangkan sebelumnya. Aku melihat teman-teman gelombang 1 yang semasa preklinik terbiasa dengan tidur teratur, ternyata mampu bertahan jaga malam. Dan kebanyakan kakak kelas yang mampu bertahan hingga bisa menyelesaikan koass. Setelah dijalani, ternyata Tya kuat begadang semalaman tanpa tidur. Ternyata Tya kuat berkeliaran di IGD RSSA semalaman, walaupun istirahatnya lesehan di pojokan IGD tidak sampai sejam. Koass bukan berarti tanpa istirahat karena banyak celah yang bisa dipakai untuk waktu berisitirahat.
Banyak cerita yang terukir selama 5 bulan menjalani kehidupan sebagai dokter muda di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Kesedihan saat mengetahui fakta bahwa pasien trauma dengan kondisi yang sangat buruk, atau pasien anak perempuan manis yang berprognosis dubia ad malam. Air mata yang tertahan dan tenggorokan yang tercekat saat keluarga pasien berterimakasih, pada waktu mereka meninggalkan rumah sakit untuk menguburkan pasien. Terkagum atas proses penyembuhan yang berlangsung sedemikian cepatnya, mampu mengubah anak trauma dengan GCS 112 menjadi sehat dan ceria dengan GCS 456. Geregetan dan perasaan kesal disaat terdengar panggilan 'mbak koaaaass!' atau 'dek koaaaass!' melengking di udara. Sukacita yang luar biasa kala resusitasi cardiac arrest berhasil. Ketegaran saat responsi dan referat hancur berantakan, tapi karena kasih Bapa, supervisor penguji berhati malaikat. Konflik dalam diri saat tanpa sengaja 'membunuh' teman sejawat di depan supervisor. Bahagia disaat bisa punya hari libur santai tanpa jaga, walaupun hanya sehari. Lelahnya kaki dikala jaga malam IGD dengan belasan pasien bedah. Beratnya kepala dan mata disaat menjadi asisten bedah minor pasien P1 IGD yang membutuhkan puluhan jahitan di kulit  kepala. Palpitasi et causa lepasnya ribuan molekul adrenalin di setiap minggu terakhir suatu lab, serta perasaan yang luar biasa lega setelah berhasil melewati semua  ujian. Ya, perasaan lega seperti yang aku rasakan saat ini.
Lima bulan ini berlalu dengan sangat cepat. Kadang aku khawatir, sanggupkah pengalaman selama menjadi koass menjadi bekal praktekku kedepannya? Aku khawatir saking cepatnya waktu berlalu, ilmu itu juga ikut berlalu. Aku khawatir hari-hari patol yang aku jalani sekarang mungkin akan kusesali nantinya.
Tiga lab telah berlalu. Masih ada 12 lab lagi yang akan dijalani selama 16 bulan kedepan. Perjalanan masih panjang. Tapi tenang, koasspun pasti berlalu.

Mbak koass, nanti kalau sudah (merasa diri) koass geriatri, harus ingat hatinya jangan sampai ikutan geriatri dan jadi dingin.

Terima kasih Bapa untuk tahun 2015 :)