Minggu, Juli 10, 2016

Kehidupan normal

Apa itu kehidupan normal? Sejak jaman awal kuliah dulu aku selalu mendefinisikan kehidupan normal dengan masa-masa liburan di Kupang. Santai, tanpa tekanan, bebas, Sampai beberapa waktu yang lalu pun definisi hidup normalku masih tetap sama. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, ternyata kehidupan normal itu dinamis.
Saat ini aku dalam tahap klinik. Banyaknya tekanan di tahap klinik ini kadang membuat aku lelah. Apalagi sekarang aku di lab IPD, yang terbesar dan (kata orang) terberat. Yang paling ngeselin dari IPD adalah masih ada stase hari sabtu. Selama stase junior aku selalu berharap bisa mendapatkan kembali kehidupan normal "di rumah seharian, tanpa ngapa-ngapain". Dan kemarin, saat (puji Tuhan) dapet libur 2 hari full tanpa jaga tanpa stase, malah bingung mau ngapain. Hari pertama libur masih seneng, tapi hari kedua udah bosen. Apakah itu kehidupan normal? Aku rasa tidak.
Tanpa sadar rutinitas di rumah sakit sudah menjadi kehidupan normalku saat ini. Aku sudah terbiasa jaga malam sambil nyicil membuat MR. Aku sudah terbiasa tidur sambil duduk di pojokan lantai IGD. Aku sudah terbiasa memakai jas lab setiap hari. Aku sudah terbiasa menganamnesis dan memeriksa pasien baru. Aku sudah terbiasa memfollow up pasien setiap pagi. Aku sudah terbiasa dibangunkan tengah malam untuk mengerjakan AP dari PPDS. Aku sudah terbiasa jalan di lorong RSSA tengah malam. Aku sudah terbiasa dengan adrenalin rush tiap kali maju MR, minicex, responsi, maupun ujian akhir suatu lab. Aku sudah terbiasa menyiapkan senyuman inosen (cengengesan lebih tepatnya) saat tidak bisa menjawab pertanyaan dari SPV. Aku sudah terbiasa dengan RSSA. Aku sudah terbiasa jadi dek koass. Aku sudah terbiasa jadi koass IPD.
Sama seperti perubahan yang akan selalu terjadi, demikian pula definisi kehidupan normal akan terus berubah. Sekarang tergantung kita, apakah kita mau mendefinisikan kehidupan normal sesuai kondisi kita saat ini, atau mau tetap terlena dengan kenangan kehidupan normal di masa lalu.
Tya pamit mau nyelesain responsi dulu. Sekian.