Kamp Medis Nasional XIX, BITDeC, Tanah Lot-Bali 12-17 Agustus 2014 |
Selama 4 tahun berturut-turut sejak 2011 Tuhan mengijinkan aku untuk mengikuti 4 kamp tengah tahun. Outbound NCS 2011, KMdN XVIII 2012, National Student Camp 2013, dan KMdN XIX 2014. Mungkin Tuhan tahu kemungkinan defisiensi nutrisi rohani selama masa perantauan ini. Ikut kamp itu seru, bisa dapat banyak teman baru, menjelajah daerah yang belum pernah didatangi sebelumnya, dan yang paling penting bisa belajar Firman Tuhan lewat banyak pembicara.
KMdN XIX adalah salah satu kamp yang aku nantikan sejak 2 tahun yang lalu. Ternyata banyak pertanyaan yang terjawab lewat kamp ini. Beberapa komitmen telah direncanakan. Namun, pelajaran dari beberapa kamp sebelumnya, setelah kamp usai dan kita pulang ke rumah, saat itulah dimulai pertarungan yang sesungguhnya antara diri kita dan pikiran kita. Kita sudah masuk di tahap contemplation, yaitu dimana pikiran mulai berkecamuk untuk berubah, namun kondisi nyaman di rumah entah mengapa sering memudarkan pemikiran itu. Saat kamp kita dibawa keluar dari zona nyaman kita, tapi saat di rumah keinginan untuk berubah menghilang bak terbang terbawa angin saat perjalanan pulang. Peralihan dari tahap contemplation ke cues to action memang tahap yang paling berat dari sebuah proses perubahan. You can deny it, but you can't pretend like you don't know it.
Pada akhirnya kitalah yang memutuskan, entah momentum yang telah kita tangkap akan kita buang, pegang, atau bahkan kerjakan. Disinilah gunanya komunitas pasca-kamp. Komunitas tidak hanya berfungsi sebagai ajang saling mengenal, tapi juga sebagai alat untuk saling menopang dan mendukung, serta mengingatkan komitmen yang telah dibuat selama kamp.
Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. (Wahyu 2:10)
Teman sekamar Tiberias 2&3 (kiri-kanan: Anindya, Denata,Trinda, Ruth, Ghea, Wanda, Hosana, Ika, Tya) |