Akhirnya ada keputusan dari kepala instalasi, kalau semua yang kerja di UGD wajib swab. Kalau enggak ga boleh kerja. Puji BAPA, dapat priviledge kerja di tempat yang punya swab PCR dan difasilitasi swab PCR berulang kali.
Aku hari senin minggu lalunya baru abis swab dan negatif. Jadi aku santai woles. Males buru-buru juga buat swab lagi. Sedangkan yang lain swab hari senin pagi. Senin aku jaga malam. Jaga seperti biasa. Sekitar jam 10, ditelpon sama petugas lab dan wadiryan. Dikabari kalau kakak apoteker swabnya positif. Ini posisinya dia lagi jaga malam sama aku. Mana pasien juga lagi rempong semua, belom rujukan-rujukan. Akhirnya setelah berbagai drama, kakak apotekernya langsung dievakuasi ke RS Undana. Tapi drama masih belom berakhir gan. Depo UGD jadi ga bisa dipakai gara-gara petugas sanitasi hilang entah kemana. Sampai pagi :). Ambulans belom disterilisasi juga. Pasien suspek belom dipindah ke UGD lantai 2. Semua karena petugas sanitasi entah dimana.
Jam 8 pagi, akhirnya semua drama selesai. Sampai sorenya. Dapat kabar kalau dua teman jaga malamku positif. Yhaaaaaaaa. Puji Tuhan semua tanpa gejala, kalopun ada gejala, gejalanya ringan sekali.
Aku masih santai, besok paginya masih jaga poli covid. Setelah selesai poli baru aku swab ulang. Iya bagemana ya kan 3 orang teman jagaku positif masak aku ga swab lagi.
Sampai besok paginya, out of nowhere, tiba-tiba di WA sama salah satu konsulen. "Tia semoga cepat sembuh ya"
Asem. Kan aku kaget ya. Apa ini. Ada info apa yang belum aku dengar. Jangan-jangan hasil swabku sudah ada terus langsung diworo-woro di grup komite medik tapi belum diinfokan ke aku. Panik ya kan.
Terus aku langsung konfirmasi ke petugas lab PCR, katanya "kalau swab kemaren berarti masih belum dirunning dok".
Tapi tya tetap ga tenang. Apasih galau ga jelas. Epic banget ni kalau dalam 1 tim jaga ada 4 yang positif. Tapi untungnya kemaren jaganya agak hectic dan penuh drama, jadi kita tidak punya waktu untuk leha-leha dan makan bersama. Tapi parno sih kalau hasilku tiba-tiba positif, mana di rumah lagi banyak usia rentan. Di sisi lain agak ga terima sih kalau hasilku positif, kan selama ini kemana-mana aku pakai masker. Apa jadinya kalau aku yang rajin pakai masker, cuci tangan dan social distancing ini positif. Nantinya pasti orang-orang bakal mikir, dia aja yang taat protokol bisa kena, mending sekalian gausah protokol-protokolan.
Semua keparnoan ini akhirnya buat aku seharian di kamar. Ga keluar kemana-mana, sampai dapat kabar jam 8 malam kalau hasil swabku negatif.
Puji BAPA.
Tya masih bisa marah-marah kalau liat orang ga taat protokol kesehatan.