Ekor singa memperhatikan kepala kucing, kemudian berpikir dengan sombong,
Kalau aku di sana, aku juga bisa jadi kepala kucing. Dihormati banyak orang, selalu didahulukan, dan selalu jadi yang utama. Tapi bagaimana bisa bertahan hidup tanpa daging kaleng dan lemari pendingin sepanjang musim kering?
Kepala kucing ternyata juga memperhatikan ekor singa, sambil bergumam dalam hati,
Menjadi ekor singa pasti menyenangkan. Tidak perlu memusingkan tanggung jawab yang besar, dapat hidup tenang dan aman. Namun bila aku tinggalkan kaki-kaki ini tidak mungkin dapat bergerak dengan sinergis, bahkan tubuh pun cepat atau lambat akan mati.
Menjadi ekor atau kepala, apakah hanya sebatas pilihan?
Ataukah garisan takdir?