Selasa, Agustus 19, 2025

 Please, take time to heal

Take time to slow down and think

Take time to forgive yourself

and forgive others too


I hear your wound's still screaming the pain

I hope you heal from your past ignorance

I hope you heal from all wrongdoing

and be completely healed before starting anew


Jakarta, August 18th, 2025

Jumat, Agustus 15, 2025

Waktu

Waktu itu relatif. Kadang yang lama terasa cepat. Kadang yang cepat terasa lama. Waktu jadi salah satu elemen yang memproses manusia. Dulu aku selalu merasa 15 tahun lama sekali. Tapi ternyata waktu yang panjang itu aku habiskan untuk berputar di masalah yang sama. Kalau tidak pernah belajar ya pasti ujiannya ga bakal naik kelas juga. Akhirnya pelan-pelan belajar. Pelan-pelan berubah. Pelan-pelan membuka diri. Untungnya tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik. 

Awalnya aku takut, gimana kalo patah hati lagi? Tapi aku ingat, selama ini bukannya sudah sering dan hidupku baik-baik saja? Bahkan BAPA sering pakai patah hati biar bisa lebih semangat berdoa kan? Iya nangis dikit sih, tapi abis itu malah jadi lebih semangat mencari kegiatan positif. Hahaha. Jadii kalopun sekarang ujungnya tidak seperti yang diharapkan, kamu akan baik-baik saja. The time will never be wasted because you found the way, the truth, and the life.

Minggu, Agustus 10, 2025

It hurts to see you hurting

It hurts even more 

because I saw the pattern then

told you but you didn’t listen.


It hurts to see you hurting now. 

And someday if I ever find a good thing, 

if I ever break the cycle, 

will the guilt ever disappear?



Jakarta, August 10th, 2025

Minggu, Juli 27, 2025

Trial

And the question lingers. 

"Am I the dream, 

or am I just convenient and easy?" 

Senin, Juli 21, 2025

 

Again, recognizing pattern is kinda my forte. 
What do you expect from someone who is barely surviving? 

And I'm done being cegil. Capek

Minggu, Juli 13, 2025

Social experiment

I've been trying this dating apps social experiment since early 2024, triggered by my own insecurity and anxiety wkwk. Awalnya karena ngambek sama BAPA. Katanya udah tahun terakhir, tapi kok ga nemu-nemu juga? Tya salah denger ato lagi dihukum nih? 

Ternyata setelah menelisik lebih dalam, banyak hal yang masih harus diperbaiki. Banyak unresolved trauma and pattern yang masih perlu dibereskan sendirian. Okay Tya belajar lagi ya BAPA. Healing is messy, at least for me. How to unlearned the bad habits. Learn to articulate the thoughts and feelings. Belajar untuk menyelesaikan semua (atau setidaknya sebagian besar) unresolved trauma agar tidak menimbulkan trauma untuk anak-anakku nanti.  

Aku coba hipnoterapi, penasaran aja ada ga masalah yang ga aku sadari. Setelah dari sesi itu jadi lumayan tercerahkan (kalo enggak rugi yaaa udah bayar mahal bgt hmmm) . Selama ini aku hidup dengan standar waktuku. Aku pengen semua timeline hidupku berjalan sesuai jadwal. Begitu ada yang terlanbat, atau berpotensi terlambat, aku panik, aku marah dan kesel sama diri sendiri (dan sama BAPA). 

Jadi beberapa bulan ini aku coba lagi mengubah mindset

"Gapapa, ga telat kok kalo umur 30 belom nikah. Daripada diburu-buru target dan menyesal seumur hidup?" 

"Ga kok, ga telat kalo baru gabung komsel di tahun terakhir di Jakarta."

"It's okay to meet new people. Maybe I'll try. Maybe they're not that bad."

"Kayaknya jangan buru-buru melabel sesuatu sebagai red-flag deh tya, coba aja dulu kenalan"

I was happy to see my growth. Sebelumnya aku menganggap diriku socially awkward. Tapi ga juga ternyata. Bisa kok ngobrol banyak dan dalam sama orang baru. Dan gampang banget ternyata. Terlatih juga pas kerja sih, aku selalu menempatkan diri seperti sedang edukasi keluarga pasien. Kayaknya memang aku lebih prefer 1 on 1 session daripada group session. Dann mungkin juga karena mereka total stranger, dan kemungkinan untuk ketemu lagi kecil banget, jadi bebas aja mo cerita apapun.

Proses ini bikin aku sadar juga, betapa aku penuh dengan kecemasan. How slow response and inconsistency trigger my anxiety. I know, need more time to work on it. I learn to communicate it too. Aku ga suka ngeliat diriku sendiri tampak desperate dan sangat butuh validasi orang lain. I've learned to sit in the discomfort rather than searching for the answer and explanation. Lil bit messy here and there but it's okay, it's the part of learning curve. Gapapa walopun sekarang masih sering jadi main sirkus dan jadi badut. Dan yang penting berusaha untuk jadi orang yang available saja. Tidak perlu mengejar, capek. Kalo enggak tertarik yasudah move on saja. Kalo kata therapistku, "go break your heart multiple times" hahahahaa. Iya gapapa kalo mesti ngulang lagi dari awal, satu-satu, pelan-pelan.

So far, combination of my intuition and the work of God were amazingg. Bisa gitu pagi doa, sorenya langsung dijawab. Jawaban 'Tidak' memang biasanya dikirim express. "iya, boleh." nya kapan dong BAPA? 


Jakarta, 13 Juli 2025

ps: called it social experiment so it feels less heartbreaking hahaha. Jujur agak malu ya cerita ginian di blog, tapi gapapa it's the learning curve of being vulnerable wkwk