Tulisan ini diketik sambil menunggu antrian kontrol dokter gigi, Agustus 2015.
Semenjak uang beasiswa habis tertiup angin, sudah kurang lebih 5 atau 6 bulan yang lalu aku hidup dengan uang bulanan yg dikurangi 500 ribu untuk membayar cicilan behel. Bukannya tidak bisa minta uang tambahan di papa, tapi sungkan (dan gengsi). Waktu bulan-bulan awal hidup rasanya melas banget. Dan budget yang paling sering dikorbankan adalah budget main, jajan, dan lauk bulanan. Dari yang dulu paling cerewet kalo Ariel malas bayar uang lauk bulanan, jadi bersyukur sekali Ariel beberapa bulan ini enggak pernah lupa bayar, jadi tetap bisa makan 3 kali sehari. Sempat kepikiran mau pinjem uang ke tante. 'Nanti kembalikan kalau uang beasiswa sudah turun'. Tapi tidak Tuhan ijinkan.
Walaupun begitu berkat Tuhan sepanjang beberapa bulan terakhir ini tidak pernah putus. Entah tante tiba-tiba main ke malang, diajak makan diluar terus pas pulang snack-snacknya ditinggal di rumah Malang, atau nonton seminar hasil penelitian terus pas pulang dapat kotakan kue/nasi, atau dateng ke sidang TA teman, atau sertijab wakil dekan, atau tasyakuran akreditasi A jurusan Pendidikan Dokter FKUB, atau ditraktir temen yang ulang tahun, dan atau atau lain. Intinya enggak pernah tuh kekurangan makanan.
The hardest part is over~
Sekarang doanya biar enggak kalap, apalagi dua bulan lagi beasiswa turun :3