Rabu, Januari 14, 2015

Effortless beauty

Bulan lalu, waktu terakhir kali creambath di salon tiba-tiba kepikiran kata 'effortless beauty'. Creambath di salon itu menyenangkan. Iya apa iya? Keluar dari salon kepala segar, rambut cantik dan harum, tanpa perlu capek mijit-mijit sendiri. Tinggal dateng ke salon, duduk cantik, dan biarkan sang ahli bekerja. Effortless.

Apa sih definisi cantik?
Paparan iklan televisi dan media massa lain seakan mendikte kita apa itu cantik. Tidak terkecuali, yang kurang sempurna dan nyaris sempurna sama-sama berusaha untuk menjadi sempurna. We, woman, are trying hard to look beauty, dengan berbagai alasan. Entah sebagai bentuk aktualisasi diri, supaya dilihat orang lain, ataupun untuk menarik perhatian lawan jenis. Berbagai macam make up, perawatan kulit, baju-baju mahal, atau minimal terlihat mahal. Mukanya udah bermake up, bajunya udah bagus, tapi sepatunya jelek. Beli sepatu bagus, tapi tasnya jelek. Beli tas bagus, eh tapi kurang lengkap kalo enggak pakai perhiasan. Tidak pernah puas. Sadar atau tidak, banyak tenaga, waktu, emosi, bahkan uang yang terkuras dalam usaha menjadi cantik. Apakah itu effortless? Tentu tidak.

Waktu ngobrol dengan seorang wanita senior, tiba-tiba beliau nyeletuk, "kalau mau cantik, muka bercahaya, duduk di hadirat Tuhan. Kayak Musa yang abis ketemu Tuhan mukanya bercahaya."
I think that is the real effortless beauty.