Sejak tahun lalu, sudah 3 kali ikutan nguji OSCE UKMPPD. Pertama dapat station nyeri dada dan EKG, kedua dapet station retensio urin dan pasang kateter, ketiga dapat station fraktur dan pasang bidai.
Sebagai orang yang ujian OSCE dengan metode yang sama seperti sekarang, nilai OSCE UKMPPDnya kurang 12 poin dari maksimal dan sudah dapat pelatihan penguji OSCE, sepertinya saranku cukup valid ya.
Yang harus kalian lakukan untuk persiapan OSCE UKMPPD adalah:
1. Selama koass, kerjakan semua tindakan seideal mungkin. Kalaupun tidak bisa ideal karena kenyataan dunia ini, kamu harus tetap ingat, harusnya aku begini, harusnya aku tidak boleh begini. Praktek terus. Sesimpel praktek cuci tangan 6 langkah. Dibiasain aja selama koass. Biar pas UKMPPD ga bikin ngakak pengujinya. (Walopun wastafelnya menghadap tembok, kalian pikir penguji ga ngeliat kalo kalian cuci tangan tidak 6 langkah?). Pasang infus, pasang kateter urin, dan semua tindakan lainnya, biasakan hafal semua checklistnya. Jangan males. Pas koass jangan cuma capek aja, tapi otaknya keisi juga.
Jangan males juga kalo jadi koass. Jangan nolak tindakan. Jangan beralasan "bukan koass bedah dok" jadi gamau rawat luka dan hecting. Atau "bukan koass anak dok" jadi gamau ases pasien anak. Ya asal kerjaanmu yang lain udah beres, dalam artian misal kamu koass anak dan di UGD lagi ga ada pasien anak, ya udah kerjain aja apa yang ada. "Kita gaboleh nulis resep dok" "kita gaboleh nulis status". Nanti pas kamu jaga UGD saat internsip ga bisa milih-milih pasien gitu dan semua harus kamu yang kerjain dan kemungkinan kamu jaga UGD sendirian fyi. Intinya yang rajin jadi koass.
2. Siapkan materi kompetensi 3A, 3B, dan 4.
Di dalam dunia kedokteran yang keras ini, ada buku panduan hidup yang bernama Panduan Praktik Klinis untuk penyakit dan tindakan dokter umum. Baca ya. Itu sungguh mempermudah hidupmu.
3. Latihan sama teman itu penting. Semua langkah dibicarakan. Dan harus beneran dipraktekkan setiap detail langkahnya.
4. Inget ada beberapa pasien yang beda approachnya. Gabosa semua pasien kamu hajar dengan anamnesa lengkap terus cek TTV lanjut pemeriksaan fisik. Khusus untuk pasien trauma, settingannya beda.
Iya bener sih semua pasien di periksa ttv dulu
Tapi pasien bedah algoritmanya beda, harus cek primary survey dan secondary survey.
Kalo pasien ga sadar cek dulu ABCnya. Jangan anamnesa. Ya gimana siapa yang anda ajak bicara mohon maaf. Cek dulu airway aman tidak, breathing ada ga, kalau ada adekuat tidak, terus cek nadi dan akral. Kalau ga ada nadi ya RJP. Terus pasang EKG. Jalankan algoritma henti jantung.
5. Banyak hal sepele yang sering dilupakan, kayak baca soal baik-baik dan tidak perlu mengerjakan hal yang tidak diminta, baca foto rontgen, dan informed consent tindakan, dll. Bikin gemes penguji tau ga. Ih ini dikit lagi anak ini bisa dapet nilai 3. Gemes. Padahal bisa lho sebenarnya kalian, entah karena gugup atau ga terbiasa.
Makanya waktu koass jangan modal tenaga saja. Tapi otak juga dipakai. Otaknya juga diasah. "Dok ini kenapa diagnosisnya a bukan b?". Kalau bingung nanya aja sih cuy ga perlu sungkan. Ya tapi liat sikon juga ya kapan kerjaan sudah agak longgar baru kalian nanya.
Biasakan mikir kalau nanti aku jaga UGD sendiri dan aku dapat pasien kayak gini, aku harus nanya apa aja, periksa apa aja, dan minta pemeriksaan penunjang apa aja. Biar terbiasa dengan ritme kerja di UGD. Abis a, lanjut b, lanjut c, lanjut d.
6. Hari H, pakai baju rapi, dandan yang cantik dan ganteng, berdiri di depan kaca dan bilang
"You are born to do this. It's always in your blood. Chill, it's just another ordinary day at emergency ward."
Sekian dulu Tya sudah capek ngetik.
Makasih sudah baca.
ps: kalau lu masi koass, baca ko mengerti dan bertobat sudah. Masih ada waktu untuk tobat ya anak dong.