Masuk ke bulan keenam jadi dokter internsip, bikin aku semakin sadar gimana sebenarnya 'dunia nyata'. Waktu jaman SMA, pas mama banyak masalah di kantor dan diomongin sama orang-orang serumah sakit, aku ga paham gimana sih orang-orang dewasa itu bisa dengan mudah membicarakan hal buruk tentang seseorang, tapi pas ketemu langsung bisa nyapa dan ngobrol seakan-akan nothing's happen. Eh taunya, sekarang #beentheredonethat
Kalau menurutku, itu bukan munafik sih. Mungkin lebih ke menilai sesuatu dari dua sisi. Walaupun seseorang punya sisi negatif, bukan berarti dia ga punya sisi positif. Sisi negatifnya juga bukan alasan kita ga bersikap baik ke dia.
(Mulai menyiapkan MPE rasionalisasi).
Bertahun-tahun yang lalu pernah ngeliat mama di posisi manajemen dan sekarang di posisi dokter, bikin aku mikir. Kondisinya juga hampir sama. Gaji ga turun, klaim BPJS ga jelas. Bagian manajemen pengen pegawai sabar dulu. Tenaga medisnya udah ga sabaran. Dua-duanya bener kok.
Ngomong-ngomong tentang munafik. I hate using this word tho. Entah karena perasaanku aja atau karena kata itu mengingatkan pada masa SD kelas 3 yang kelam, tapi menurutku kata itu terlalu kasar. Kata ini udah lama sekali ga pernah aku dengar (dalam konteks orang lain ngomong aku that-word). Dan beberapa hari yang lalu kata itu muncul lagi.
Lalu tya kehabisan ide rasionalisasi.
Yaudah intinya
Jangan mengambil kemungkinan terburuk dari segala sesuatu. Capek tau.
(Quoted from Susah Sinyal The Movie)
Kupang, Agustus 2018