Ada ts yg bertanya. Bagaimana tanggapan dokter?
Min tolong jelasin min..aturan dokter pengganti itu gimana seharusnya? Syaratnya apa? Kok skrng sedih bngt lihat adik2 tingkat yg masih koas/nunggu iship/atau bahkan lg ishi yg notabene nya belum punya STR SIP sudah berani jaga klinik dokter?
Apakah itu melanggar etik sumpah dokter?
Mohon dibahas please atau buka forum di home timeline nya..makasih
Disalin dari postingan di satu grup line. Tanggal 4 Juli 2017.
Negal (ne-gal)
(v)
istilah yang digunakan untuk tindakan seorang mahasiswa kedokteran tahap klinik (koass) maupun dokter internship yang berpraktek diluar klinik/rumah sakit diluar rumah sakit pendidikan yang seharusnya, baik untuk imbalan uang maupun imbalan ilmu.
Sinonim: ngamen; macul; dll.
Negal. Satu kata yang mungkin enggak bakal habis dibahas dalam forum kedokteran. Ada yang pro, ada yang kontra. Ada yang negal hampir setiap hari, ada yang anti banget negal. Praktek ini sudah dilakukan bertahun-tahun, entah sejak kapan. Sejujurnya, ditinjau dari peraturan yang ada saat ini, negal itu ilegal. Namun tak pernah terdengar protes atau larangan tegas dari senior-senior. Hanya bisik-bisik, kalau mau negal hati-hati. Bahkan beberapa senior membuka tempat praktek mereka menjadi tempat negal. Di sisi lain, waktu pengangguran yang panjang dari selesai koass ke UKMPPD, serta pengumuman UKMPPD ke penerimaan internship, cukup membuat hati gatal.
Misalnya, saat baksos, ditanya oleh pasien:
"Dokter praktek dimana?"
Oh saya belum praktek bu. Saya masih nunggu pengumuman internship.
Atau saat acara reuni keluarga:
"Halo, lama ya ga ketemu tante, gimana koassnya udah selesai?
Iya tante, puji Tuhan udah selesai..
"Terus sekarang praktek dimana?"
Masih belum tante, masih harus ujian nasional dulu bulan depan.
Atau saat sudah terbiasa 'sibuk' waktu koass. Sekalinya dapet liburan p(uaaaa)anjang habis koass bingung mau ngapain. Dagang ga bakat, mau magang bantuin penelitian dosen otak enggak sanggup. Daripada nganggur, negal boleh juga.
Atau saat menjelang internship, dan kamu sadar selama ini kamu terlalu terlena dengan liburan, dan lupa hampir semua dosis obat. Remember, first impression matters. Ga mau kan dipandang sebelah mata sama tenaga medis lain karena bodoh banget. Apalagi kalo kebagian IGD duluan. Mending negal buat latihan jaga pas internship.
Atau saat saldo rekening sudah tipis. Dan kamu merasa umurmu sudah terlalu tua untuk meminta uang ke orang tua. Mending negal daripada enggak makan hari ini.
Atau saat ditelpon:
"Kakak, maaf ya uang bulanan buat kakak papa pake buat bayar biaya kuliah adik ya. Kakak udah dapat uang kan dari praktek di klinik?"
Aku ada di lingkungan dimana 'negal itu enggak apa-apa, asal tau batasan diri sendiri'.
Kalo baru pertama kali negal ya jangan langsung negal di IGD broo, carilah klinik-klinik kecil yang pasiennya 1-2 perkali jaga. Kalau sudah terbiasa, baru pelan-pelan jaga klinik yang lebih ramai. Jangan lupa belajar dulu sebelum jaga. Karena jaga tanpa belajar sama kayak pergi berperang tanpa bawa pelindung dan senjata.
Buat pasien (atau calon pasien), jangan takut kalau mau berobat ke klinik-klinik kecil yang dokternya masih (terlihat) muda. Tenang saja, dokternya pasti belajar dulu kok. Kita tahu, pekerjaan kita berurusan dengan nyawa. Tidak mungkin kita nekat negal tanpa pegangan ilmu yang kuat. Asal tau saja, kalaupun berobat ke puskesmas, yang meriksa dan ngasi obat di poli bisa saja perawat. Yha. Puskesmasnya di kota Malang lho, kota nomer 2 di Jawa Timur. Apalagi di kota-kota lain yang lebih kecil dari Malang. Bukannya membenarkan negal. Tapi lihat fakta yang ada. Indonesia masih kurang tenaga dokter, terutama dokter umum. Sementara dokter umumnya pengen ngambil spesialis. Yang di layanan primer siapa dong? Bukankah lebih baik bila kita bekerja sesuai tupoksi masing-masing? Dokter menjadi dokter, bidan menjadi bidan, perawat menjadi perawat, pengobat tradisional menjadi pengobat tradisional?
Bagi dokter-dokter (masih) muda ini, negal sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan klinis. Ya, semakin tinggi paparan kasus memang meningkatkan skill dan ketajaman diagnosis. We grow by learning. Semakin sering lihat pasien, semakin sering ngeresepin obat, kita jadi semakin terampil.
Untuk pelaku negal, mungkin akan lebih aman bila negal dilakukan setelah lulus UKMPPD. Setidaknya bila tiba-tiba disidak Dinkes, kita bisa nunjukkin bukti kalau udah lulus UKMPPD dan udah sah disebut teman sejawat. Kan harus memperlakukan teman sejawat seperti diri sendiri ingin diperlakukan. Yakan?
Sekian.
Btk.