Pada suatu hari,
Tumbuh satu tunas kecil di samping mezbah.
Wow lucunya, aku siram ya biar kamu tidak kehausan.
Hei, tanaman yang tumbuh disekitar mezbah harusnya kamu cabut.
Ah, tapi ini lucu sekali, Bapa. Lihat betapa mungilnya daun itu. Dan batangnya yang hijau dan segar.
Apa sih salahnya kalau dia tumbuh?
Lama kelamaan tunas bertumbuh menjadi pohon kecil di samping mezbah.
Sesekali batangnya tertiup angin dan menyentuh mezbah.
Hei, sampai kapan kamu biarkan pohon itu tumbuh di sini?
Ah Bapa, iya aku mengerti.
Batang yang menyentuh mezbah itu akan aku potong.
Tapi seharusnya pohon itu kau cabut..
Beberapa bulan kemudian
Tunas tersebut sudah menjadi pohon yang besar.
Kokoh dan rindang.
Dan menudungi mezbah.
Mengapa harus ditebang? Mengapa aku tidak boleh menyiraminya lagi?
Bukankah pohon ini baik, bisa mencegah pemanasan global?
(Alasan bodoh, ya aku tahu)
Pohon itu sudah seharusnya dicabut sampai ke akar-akarnya.
Jadi kapan mau pohon itu kau tebang?
Kapan mau berhenti menyirami pohon itu?
Hm.
Me too annoyed with my own self.