Rabu, Desember 06, 2017

Jangan bikin malu

Konsul ke pembimbing 1 setelah sempro sebulan (lebih) yang lalu.

"Ini seminar proposal ya? Berarti habis ini kamu maju hasil?"
Iya dokter.
"Pokoknya nanti sebelum kamu maju hasil harus ketemu saya dulu, minimal 4 kali. Jangan ujuk-ujuk minta maju kayak kemarin. Jangan bikin saya malu lagi, nanti dikira saya tidak pernah membimbing"
Baik dokter, mohon maaf dok...



Maafkan Tya sudah bikin dokter malu pas semprooo T.T
Proposal saya memang seribet hati jurnal saya T.T
Setidaknya satu ujian sudah terlewati. Tinggal 1 lagiii
Yuk move on.

Minggu, November 26, 2017

Dear Younger Me

Dear younger me.
Thank you for making the first big step,
and open up the path for me now.

Thank you for being patient, hard-working, and resilient
with the little less you know
with the little less you have.

It's a relief to know that you've done 50% of the work.
As for now, it's my time to finish and furnish
I hope I am as patient, hard-working, and resilient as you are

Aaaaaaaaaaaa thank youu
*sending time-travel hugs*









Make up and skincare shopping in February 2018 as a reward?
Deal.

Rabu, November 22, 2017

Selasa, November 21, 2017

23

23.
I wish things will change as i expected.
But dreams keep being dreams,
at 23.

Another 5 years, maybe?

Minggu, November 19, 2017

Pengalihan

Pengalihan.
Metode yang sedikit banyak kupahami dan praktekkan, terutama saat presentasi.
Presentasi jurnal reading, sempro, dan (mungkin nanti pas) semhas.
Apa sih metode pengalihan?
Kalau dari definisiku, metode pengalihan adalah metode dimana kamu menampilkan presentasimu sedemikian rupa sehingga terlihat sangat meyakinkan (walaupun sebenarnya... yaa begitulah). Caranya banyak, bisa dengan menghias powerpoint dengan banyak gambar dan efek yang tidak membosankan, sehingga audiens menjadi lebih terfokus ke hiasan daripada isi presentasi. Bisa juga dengan berpenampilan serapi dan semeyakinkan mungkin.

Metode ini lumayan manjur. Walaupun akhirnya pas sempro dibantai juga sih, tapi emang karena proposalnya yang enggak beres. Yha sudahlah ya, kan sudah selesai juga (tapi revisiannya belom selesai selesai juga ya bu, udah sebulan lebih lho bu).

Seperti juga metode pengalihan yang banyak sekali terjadi hari-hari ini.
Apalagi pengalih itu ada di genggaman tangan kita. Yang kita genggam menghalangi apa yang sebenarnya ada di tangan kita.
Pinter memang iblis. Tuhan pernah nanya ke Musa, "apa yang ada di tanganmu?" Dan tongkat yang sedang Musa genggam yang akhirnya jadi 'senjata' Musa. Sekarang iblis bilang juga, "Coba liat apa yang ada di tanganmu? Iya gadget itu. Bagus kan? Kamu bisa lihat ini, kamu bisa nyari itu ......." dan tawaran-tawaran manis lain yang lebih manis dari tawaran diskon make up dan skin care dari mbak-mbak SPG.

Pengalihan itu berbahaya. Mungkin kita merasa kita ada disana, kita sedang mengerjakan sesuatu, tapi sebenarnya tidak. Kita sedang teralihkan. Kita merasa kita sedang berjalan, tapi kenyataannya kita diam di tempat. And get lost in another world.
Fokusnya pelan-pelan durasinya jadi tambah singkat. Zaman sekarang, jarang ada orang yang bisa ngerjain tugas berjam-jam atau seharian tanpa sesekali ngecek hp.

Dulu pas lagi persiapan UKMPPD, aku uninstall instagram, saking gregetannya sama diri sendiri kenapa sangat amat tidak produktif di hari-hari itu. Uninstall facebook dan youtube juga akhirnya. Dipikir-pikir, ngapain sih ngepo artis-artis ga jelas, ngepo selebgram-selebgram. Ga penting, enggak ngaruh, ga keluar di soal UKMPPD.

I made a mess of me
I wanna get back the rest of me
I made a mess of me
I wanna spend the rest of my life alive
The rest of my life alive!
(Mess of Me - Switchfoot)

Sebulan lebih sampai post OSCE UKMPPD. Dan sekarang mulai kambuh lagi, akhirnya uninstall lagi medsos-medsos racun itu. Walaupun kadang buka di browser, tapi setidaknya enggak separah dulu.

I am a fighter fighting for control
I am a fighter fighting for my soul
(Hello Hurricane - Switchfoot)

Kalau mau rencana Tuhan terjadi, harus bertindak. Tidak boleh diam buang waktu dan kesempatan. Sometimes miracle need our hands too.

Ayok kerja revisian.
Malang, 19 November 2017

Rabu, November 01, 2017

Time trick : after 5 years

Inhale.
Rewind.
To the ups and downs.
Tense and relieved.

Exhale.
One journey down,
As we opened and stepped
into the door that we've been fighting for these six years.

But that door is just the new beginning
of a long, long road ahead.
Pretty sure it'll never get easier.

Life is full of choices.
Fight or flight.
Reach for the top of the mountain,
Or stay at the safe place.

Jumat, Oktober 27, 2017

Competition

Competing with others is easy
because everyone has their flaws.
But what if you compete
with yourself?

Fight your ego.
Break that bond of idleness.
Depress your moody state.

Run a race with your limit.

Kill that urge
of strolling down on social media.
Do something
that will contribute to your future.

Set the priority.
Do what is worth more.
Walk the plan.
Please wake up.

Malang, in the middle of revision(s), October 27th, 2017
ps: please remember these days

Senin, Oktober 02, 2017

Review Buku : So Much I Want to Tell You oleh Anna Akana

Buku yang baru dibaca 2 halaman udah bikin nangis ga karuan. Di toko buku.
Image result for so much i want to tell anna
Tapi akhirnya tetep ga dibeli, karena ga punya uang.

Hm.
Mau dibaca sedih.
Mau dibeli gapunya uang.
Hm.

8 years

It's been almost 8 years.
And my mind keeps playing games called 'what if'
Searching the most possible stories,
Finding my kind of most logical scenario.

Whether You are there or not,
Might be the least thing i consider.
I don't know the future
But i wish You are there.

Through tears,
through pains,
through vicious cycles,
which still seem endless.

Through the valley of the unknown
and the road less taken.
You've brought me this far,
not to bring me down.

Jumat, September 22, 2017

Mengabaikan yang harus diabaikan

Setelah UN, aku langsung ke Surabaya buat ikut bimbel SNMPTN. Selama ikut bimbel tinggalnya di rumah oma. Inget banget waktu itu selalu kesel tiap malam karena terganggu suara motor/mobil sliweran di depan rumah. Kesel karena jadi ga fokus belajar. Secara jalan depan rumah Kupang itu jalan buntu (yang sekarang udah ga buntu lagi tapi tetep sepi). Jadinya enggak terbiasa dengan suara kendaraan dengan frekuensi 30-40 kendaraan/menit.
Setelah itu di Malang tinggal di kontrakan A yang persis di perempatan jalan, jalan lumayan rame (banget) soalnya jadi jalan potong dari daerah sigura-gura ke tidar, mungkin frekuensinya 50-100 kendaraan/menit. Beberapa bulan awal tinggal di kontrakan situ rasanya kesel tiap hari. Tiap kali motor lewat kesel, apalagi motor-motor modif yang knalpotnya ga nyatai, rasanya pengen naburin paku di jalan depan rumah (terus bikin usaha tambal ban #eh). Ga fokus belajar, ga bisa denger suara TV, kalo ngomong mesti agak teriak, susah mulai tidur, tengah malem kebangun gara-gara suara motor (dan suara musik dangdutan pos siskamling depan rumah). Ya gitu lah.
Tapi setelah 3 tahun tinggal di kontrakan A, suara kendaraan udah ga mengganggu lagi. Bisa belajar dengan tenang, bisa denger suara TV (ya emang harus digedein sih volumenya), tidur malam tidak terganggu lagi. Suara mengganggu itu lama kelamaan menghilang. Asal fokusku enggak ke suara annoying itu.
Malam ini aku tidur lagi di rumah Oma, 6 tahun setelah bimbel SNMPTN. Rasanya sepi, walaupun motor dan mobil tetap lewat. Iyalah sepi kalau dibandingkan sama kontrakan di Malang.

Ini tergantung fokus kita mau kemana. Tergantung kita mau fokus ke hal yang penting atau ke hal yang tidak penting. Untuk fokus ke hal yang penting, kita harus mengabaikan apa yang harus diabaikan.

Contohnya mungkin fokus ke proposal yang ga selesai-selesai, dan mengabaikan sosmed beberapa minggu ini~

Jumat, September 15, 2017

First impression matter

For the sake of a amazing first impression. I used my best dress (appropriate one) and wore make up for my OSCE UKMPPD.
I believe the great impact of a first impression. A child tend to trust a good looking man/woman. And there is a little kid inside an mature adult. Their unconscious mind will trust a good looking person.


Look at my eyes.
And trust me.

Koass Anestesi

Pas jaga anestesi IGD, ada satu anak perempuan, umurnya kira-kira 4-5 tahun. Post KLL, keserimpet motor pas nyebrang jalan. Untung cuma vulnus laseratum di mulutnya. TTV dan pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Terapinya, lukanya di hecting. Karena masih kecil jadinya anak itu mesti di sedasi. Biar ngurangi nyeri dan ngurangi trauma juga.

Dari awal pas aku anamnesa pre tindakan juga anaknya diem sih, tapi enggak nangis juga. Mungkin karena lukanya di bibir makanya enggak mau ngomong.
Pas mau mulai tindakan udah was-was. Sapa tau tiba-tiba 'meledak'. Disedasi dulu pake midazolam. Terus di AP sama PPDS buat observasi sapa tau desaturasi. Aku sih seneng-seneng aja disuruh observasi, secara koass anestesi itu nganggur buanget di IGD. Hahaha. Udah jarang di AP sama PPDS anestesi, baju jaganya beda, jadi enggak dikira koass jaga lab lain, kasus emergensi juga udah dipegang sama EM. Paling kerjaan pas jaga cuma duduk-duduk, kalo PPDS berdiri mau ngeKIE pasien per-op kita ikutan, muter-muter IGD gajelas, nontonin koass lain, ngerumpi, terus dinihari bobok di kamsen.
Oke enggak penting ya. Pengen cerita aja sih. Yaudah gausah dibaca juga enggak apa-apa. Eh udah kadung dibaca ya. Maaf ya.
Oke lanjut. Jadi pasien ini lovely banget. Sepanjang tindakan dia diem, nurut, enggak nunjukin ekspresi kesakitan sama sekali. Gatau emang anaknya yang amat penurut atau efek obat.
Seneng deh dapet pasien kayak gini. Makasih ya bu enggak nakut-nakutin anaknya pakai dokter/disuntik, karena tujuannya pengobatan yang sakit itu buat mempercepat kesembuhan #aseeeg

Makasih ya pak, bu, sudah bener ngajarin anaknya.

Makasih ya dek gak nangis jejeritan waktu diperiksa dan pas dijahit lukanya.

Makasih anestesi, lab penutup yang paling menyenangkan, walaupun lab kecil tapi rasa lab besar karena megang IGD, ICU, dan OK. Cocok banget buat yang introvert, tapi pengen megang kendali, hahahahaa.
Atmosfir labnya adem, menenangkan, dan sangat mendukung untuk belajar walaupun PPDSnya banyak yang jaga ding dong ding dong.
Makasih juga untuk kesempatan naik OK setiap hari sampe bosen, secara pas bedah juarang banget naik OK. Yasudahlah.
Makasih juga buat jaga-malam-tapi-tidur-kamsen-atau-di-RR.

Kamis, Agustus 31, 2017

Carpe Diem

Abis ibadah, yang khotbah Sidney Mohede.
Tya: We minta foto ko?
Ria: Hoo. Lu omong e
Tya: Hoo gampang, marsu
-males translet-

Lalu melipir ke barisan depan. Doi lagi ngobrol sama bapak dan ibu gembala.
Kak boleh minta foto bareng?
Dan akhirnya kita foto.
I know.
He's too kind to say no.
#Yeayy


Dan abis kita foto, ternyata banyak yang ngantri mau foto bareng juga. It's good to be the first, ga perlu ngantri :P

I've always been a huge fan of him.
Dulu jaman SMP-SMA hampir setiap hari muterin kaset GMB dan True Worshipper. Alasan kenapa tiap ke mall pasti mampir ke toko kaset rohani. Semua albumnya pasti dibeli. Dan sampai sekarang kasetnya masih ada dan masih diputar di mobil (iya mobilnya jadul, enggak ada port buat nyambungin ke hp atau flashdisk).

And i'm glad that at this time, 3 years ago, i had the gut to ask a photo with him. Agak sedih sih beberapa foto yang diambil bapak-bapak ngeblur. Untung papa juga ngambil foto candid dan ga blur :)

I thank God for made him living the life God want him to live.
To God be the glory.

Malang, 31 Agustus 2017

You dont have to build a roller coaster
To find your own way to make the most of these
Days of summer
Just stick to the beat of the different drummers
Just grab those opportunities when you see it
Coz everyday's a brand new day
You gotta carpe diem
Carpe Diem - Phineas and Ferb OST

Jumat, Agustus 18, 2017

Setuju untuk Tidak Setuju

Sekarang aku paham.
Aku ngerti gimana keselnya seseorang yang ambisius dan perfeksionis harus melambat karena menyesuaikan dengan orang lain.
Aku ngerti gimana keselnya seseorang yang harus 'mengunyah' lebih lambat, tapi dipaksa menelan cepat.
Ya. Emang dua-duanya kesel.
Siapa yang salah?
Dua-duanya salah. Tapi dua-duanya juga bener.
Waktunya juga waktu kritis. Rawan baper.
Mungkin ini yang disebut setuju untuk tidak setuju. Satu titik dimana kita sama-sama bilang 'yaudah emang jalannya beda, kecepatannya beda. Mending pisah daripada semakin kesel'.

Kalo dulu aku mungkin bilang, banyak masalah antar manusia timbul karena miskomunikasi. Solusinya tentu komunikasinya harus diperbaiki. Tapi untuk hal ini, tidak semudah itu. Setelah komunikasi diperbaiki, kesimpulannya tetap sama. Setuju untuk tidak setuju.

Mama pernah cerita tentang teman kantornya. Mama kesel karena kerjanya 'agak' lambat. Terus mama bilangin ke temannya itu. Eh tapi mama malah dikerasin balik. 'Ya emang saya kayak gini. Emang gak bisa cepat.' Untuk mempertahankan kondisi lingkungan kerja yang kondusif, ya mama ngalah. Ya memang dia kayak gitu. Mau dibilangin, dimarahin, dikerasin kayak apapun juga bakal tetap sama kayak gitu.

Tapi setidaknya, dengan setuju untuk tidak setuju kita jadi lebih mengerti pilihan hidup seseorang. Kita jadi lebih mengerti kenapa dia bersikap seperti itu, dan memaklumi pilihan yang dia ambil.

Sekian.
Salam H-2 / H-8 !

Senin, Agustus 14, 2017

H-6 / H-12 : yang kulakukan bila hari ini H-90 / H-96

Yang akan aku lakukan kalau sekarang masih 3 bulan sebelum UKMPPD:
1. Pelajari SKDI terbaru. Memantapkan materi berdasarkan SKDI. Khatamkan PPK.
Saat masih H-90 ku dulu, ngeliat banyaknya soal yang harus dikerjakan, aku mikir, ah gak bakal nutut waktunya kalau mau ngulang semua materi dari awal sampai akhir. Dan aku lebih memilih metode soal-oriented. Bagus sih, tapi pemahamanku akhirnya terpecah-pecah, aku tau apa itu mallory weiss tear, tapi enggak tau ciri-cirinya faringitis kronis apa aja. See? Penting menyisihkan waktu 10 hari atau 20 hari untuk mengulang materi. Kalau bisa bikin ringkasan atau catatan. Terutama materi kompetensi 4 dan 3. Dari patofisiologi sampai dosis obat, sampai KIE, sampai indikasi rujuk. It will be worth it. Serius. Ini juga bakal memudahkan pengerjaan soal kedepannya.
Dan buku Panduan Praktik Klinik untuk Dokter Umum (PPK). Semua mahasiswa FK HARUS TAU HAL INI. PPK itu buku pegangan dosen pembuat soal. Dosen-dosenku cerita, waktu mau buat soal mereka disodorin PPK, terus dibilang, "dok, pedomannya dari sini ya".
Ikuti perkataanku
PPK itu penting.
PPK itu penting.
Harus khatam PPK jauh sebelum UKMPPD
PPK juga sangat membantu saat belajar OSCE. Serius, HARUS KHATAM! Jangan nanti H-6 bingung, karena belom pernah khatam PPK
*curcol*
:"
Oke. Masih sisa 70 hari. Lanjut.
2. Belajar OSCE.
Mengumpulkan soal dan checklist OSCE batch sebelumnya. Banyak bertanya pengalaman OSCE batch sebelumnya dan mulai menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk belajar (misal minor set, atau sesederhana kertas bergambar alat-alat). Perlu juga untuk mengompori teman lain biar enggak belajar sendirian, karena belajar OSCE butuh orang lain untuk jadi probandus dan penilai. Yang terpenting, MULAI BELAJAR OSCE SEKARANG. Bingung mau nyari checklist dimana? PPK terbaru! Di bagian belakangnya ada daftar keterampilan medis sesuai SKDI. Ya! PPK MEMANG BUKU PEGANGAN UTAMA untuk lulus UKMPPD. Minimal sisihkan 7 hari buat belajar OSCE. Karena seriously, belajar OSCE H-6 SANGATLAH TIDAK CUKUP. Enggak usah peduli teman lain udah selesai ribuan soal. You take some steps back, for a million steps ahead. Jalan masih panjang. Masih banyak waktu nanti buat ngerjain soal.
Masih sisa 60 hari. Lanjut.
3. Kerjakan soal bimbel, 'kumpulan soal' (you know what i mean) batch sebelumnya setelah menyelesaikan materi dan belajar OSCE.
Mulailah dari soal bimbel karena biasanya soal bimbel disertai pembahasan. Sehingga lebih memudahkan impending-dokter kayak kita buat mengerti. Kurang lebih 30 harian.
Masih sisa 30 hari. Lanjut.
4. Kerjakan soal bimbel dan 'kumpulan soal' terbaru.
Ini paling akhir. Kenapa? Karena soal-soal ini juga keluarnya biasanya mepet-mepet. 30 hari buat ngerjain soal-soal ini sungguh amat cukup. Percayalah.
H-7 sampai H-1 bakal jadi waktu-waktu krusial. Jaga makanan. Istirahat yang cukup. Apapun yang baru kamu pelajari, atau mungkin dulu pernah kamu pelajari terus lupa dan sekarang baru ingat lagi, masih ada waktu. Puji Tuhan kamu taunya sekarang. Puji Tuhan kamu masih bisa buka buku sekarang dan membaca sekarang. Daripada nanti saat kamu di depan komputer ujian dan berharap bisa buka buku.
Setelah CBT UKMPPD. Tidurlah dengan nyenyak malam itu.
Besoknya mulai belajar OSCE dengan peralatan dan soal-soal yang telah kalian persiapkan jauh hari itu. Dengan materi yang sudah matang, dan memori checklist yang masih tersisa sedikit, tentunya tidak akan sulit. Sesungguhnya yang dinilai dari OSCE adalah pola pikirmu.
Salam,
dari yang 6 hari lagi CBT UKMPPD
dan 12 hari lagi OSCE UKMPPD.
----------
Tambahan : Aku sadar persentasi kelulusan UKMPPD masih cukup rendah. Batch 2 2017, angka kelulusan hanya 3000an dari 5000an peserta. Sedih ga sih? Dan menurutku kalau semua 'pejuang UKMMPD' bisa mempersiapkan diri dengan baik dan belajar dengan buku pegangan yang tepat (a.k.a PPK), pasti minimal lulus sudah di tangan.
Aku cukup beruntung karena bisa kuliah di tempat yang peduli kesejahteraan calon lulusan dokternya. Di kampus ada bimbingan praUKMPPD selama hampir sebulan. Kita bisa bertanya langsung ke SPV kalau ada soal-soal yang memicu perdebatan. Dan saat akan OSCE juga kita difasilitasi untuk latihan mandiri menggunakan peralatan dari labskill.

Check out another blogpost about UKMPPD here

Jumat, Agustus 11, 2017

H-9 / H-15

Ini postingan nyampah sih sebenernya. Ah tapi ga peduli, ga ada juga yang baca.

Aku (kadang terlalu) ambisius. Tapi sudah terlalu lelah, emotionally. Yaudahlah ya. Segini aja kemungkinan besar udah lulus. Coba bayangkan jadi anak yang susah banget belajar buat bisa lulus.

Ya, I've found my cure.

Rabu, Agustus 09, 2017

H-11 / H-17

"Kamu lho pinter, ngapain takut? Pasti lulus lah."

Tapi kalo sedih ya sedih..

Selasa, Juli 04, 2017

Negal

Ada ts yg bertanya. Bagaimana tanggapan dokter?

Min tolong jelasin min..aturan dokter pengganti itu gimana seharusnya? Syaratnya apa? Kok skrng sedih bngt lihat adik2 tingkat yg masih koas/nunggu iship/atau bahkan lg ishi yg notabene nya belum punya STR SIP sudah berani jaga klinik dokter?
Apakah itu melanggar etik sumpah dokter?

Mohon dibahas please atau buka forum di home timeline nya..makasih
Disalin dari postingan di satu grup line. Tanggal 4 Juli 2017.

Negal (ne-gal)
(v)
istilah yang digunakan untuk tindakan seorang mahasiswa kedokteran tahap klinik (koass) maupun dokter internship yang berpraktek diluar klinik/rumah sakit diluar rumah sakit pendidikan yang seharusnya, baik untuk imbalan uang maupun imbalan ilmu.
Sinonim: ngamen; macul; dll.

Negal. Satu kata yang mungkin enggak bakal habis dibahas dalam forum kedokteran. Ada yang pro, ada yang kontra. Ada yang negal hampir setiap hari, ada yang anti banget negal. Praktek ini sudah dilakukan bertahun-tahun, entah sejak kapan. Sejujurnya, ditinjau dari peraturan yang ada saat ini, negal itu ilegal. Namun tak pernah terdengar protes atau larangan tegas dari senior-senior. Hanya bisik-bisik, kalau mau negal hati-hati. Bahkan beberapa senior membuka tempat praktek mereka menjadi tempat negal. Di sisi lain, waktu pengangguran yang panjang dari selesai koass ke UKMPPD, serta pengumuman UKMPPD ke penerimaan internship, cukup membuat hati gatal.
Misalnya, saat baksos, ditanya oleh pasien:
"Dokter praktek dimana?"
Oh saya belum praktek bu. Saya masih nunggu pengumuman internship.
Atau saat acara reuni keluarga:
"Halo, lama ya ga ketemu tante, gimana koassnya udah selesai?
Iya tante, puji Tuhan udah selesai..
"Terus sekarang praktek dimana?"
Masih belum tante, masih harus ujian nasional dulu bulan depan.
Atau saat sudah terbiasa 'sibuk' waktu koass. Sekalinya dapet liburan p(uaaaa)anjang habis koass bingung mau ngapain. Dagang ga bakat, mau magang bantuin penelitian dosen otak enggak sanggup. Daripada nganggur, negal boleh juga.
Atau saat menjelang internship, dan kamu sadar selama ini kamu terlalu terlena dengan liburan, dan lupa hampir semua dosis obat. Remember, first impression matters. Ga mau kan dipandang sebelah mata sama tenaga medis lain karena bodoh banget. Apalagi kalo kebagian IGD duluan. Mending negal buat latihan jaga pas internship.
Atau saat saldo rekening sudah tipis. Dan kamu merasa umurmu sudah terlalu tua untuk meminta uang ke orang tua. Mending negal daripada enggak makan hari ini.
Atau saat ditelpon:
"Kakak, maaf ya uang bulanan buat kakak papa pake buat bayar biaya kuliah adik ya. Kakak udah dapat uang kan dari praktek di klinik?"

Aku ada di lingkungan dimana 'negal itu enggak apa-apa, asal tau batasan diri sendiri'.
Kalo baru pertama kali negal ya jangan langsung negal di IGD broo, carilah klinik-klinik kecil yang pasiennya 1-2 perkali jaga. Kalau sudah terbiasa, baru pelan-pelan jaga klinik yang lebih ramai. Jangan lupa belajar dulu sebelum jaga. Karena jaga tanpa belajar sama kayak pergi berperang tanpa bawa pelindung dan senjata.

Buat pasien (atau calon pasien), jangan takut kalau mau berobat ke klinik-klinik kecil yang dokternya masih (terlihat) muda. Tenang saja, dokternya pasti belajar dulu kok. Kita tahu, pekerjaan kita berurusan dengan nyawa. Tidak mungkin kita nekat negal tanpa pegangan ilmu yang kuat. Asal tau saja, kalaupun berobat ke puskesmas, yang meriksa dan ngasi obat di poli bisa saja perawat. Yha. Puskesmasnya di kota Malang lho, kota nomer 2 di Jawa Timur. Apalagi di kota-kota lain yang lebih kecil dari Malang. Bukannya membenarkan negal. Tapi lihat fakta yang ada. Indonesia masih kurang tenaga dokter, terutama dokter umum. Sementara dokter umumnya pengen ngambil spesialis. Yang di layanan primer siapa dong? Bukankah lebih baik bila kita bekerja sesuai tupoksi masing-masing? Dokter menjadi dokter, bidan menjadi bidan, perawat menjadi perawat, pengobat tradisional menjadi pengobat tradisional?

Bagi dokter-dokter (masih) muda ini, negal sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan klinis. Ya, semakin tinggi paparan kasus memang meningkatkan skill dan ketajaman diagnosis. We grow by learning. Semakin sering lihat pasien, semakin sering ngeresepin obat, kita jadi semakin terampil.

Untuk pelaku negal, mungkin akan lebih aman bila negal dilakukan setelah lulus UKMPPD. Setidaknya bila tiba-tiba disidak Dinkes, kita bisa nunjukkin bukti kalau udah lulus UKMPPD dan udah sah disebut teman sejawat. Kan harus memperlakukan teman sejawat seperti diri sendiri ingin diperlakukan. Yakan?

Sekian.
Btk.

Jumat, Juni 09, 2017

Kebodohan-2 : Buffalo Hump ?

Pada suatu hari yang cerah, datanglah seorang ibu, berusia 30-40 tahun ke puskesmas. Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan yang berwarna kehitaman di tengkuknya. Pasien ini dibilang tetangganya, 'jangan-jangan kamu kena kencing manis', jadi dia pergi memeriksakan diri ke puskesmas. Dokter mudanya bingung, mau didiagnosis tinea tapi kok ada benjolannya. Mau didiagnosis lipoma tapi kok batasnya enggak tegas. Mau dibilang acanthosis nigricans tapi kok ada benjolannya.
Akhirnya dokter muda tersebut konsul ke dokter fungsional. Kelihatannya sih dokter fungsionalnya juga bingung. Dan dokter muda itu lupa bagaimana nasib pasien itu selanjutnya. Kayaknya sih dirujuk. Ah lupa.
#antiklimaks

Dan beberapa bulan kemudian, dokter muda tersebut sedang mempersiapkan diri untuk ujian nasional.
'Jadi tandanya cushing syndrome itu ada moon face, buffalo hump.... eh buffalo hump itu bentuknya kayak gimana sih?'
Lalu googling.
'Asem. Ini persis pasienku dulu pas di puskesmas. Dan waktu itu aku gatau ini apa. Aku juga enggak nanya kebiasaan konsumsi obat atau minum jamu..'

Kzl

Yah namanya juga proses belajar.

Senin, Mei 29, 2017

Kebodohan-1

Ini ceritanya udah lama sih. Dan setiap kali diingat mesti malu banget. Buanget.
Alkisah di suatu puskesmas di kota Malang, saat aku stase IGD, datanglah seorang anak laki-laki berusia 2-3 tahun dibawa mama papa dan tantenya. Pasien dibawa karena preputiumnya tidak bisa di kembalikan sejak 1 jam yang lalu. Sekali liat udah tau ini parafimosis. Waktu itu posisinya ketiga dokter fungsionalnya masih belum datang, jadi ya semua bergantung pada dokter muda Tya.
Mbak perawat (MP) : ini kenapa anaknya?
Tya : Parafimosis mbak..
MP : Oh, terapinya gimana mbak?
T : Mesti disirkumsisi mbak..

Emang dodol banget enggak pernah bener-bener belajar tentang ini. Padahal kompetensi 4. Saking ga pernah nemu pasien kayak gini di RSSA (yaialah), jadi bingung mau nerapi apa. Yang terlintas di kepala cuma terapi sirkumsisi. Aja. Terus mau dirujuk. Coba tebak dong mau dirujuk kemana? Ke RSSA biar ada Sp.U.

Dodol dodol. 

Untung surat rujukannya mesti ditandatangani dokter fungsionalnya. Sekitar 30 menit kemudian baru dokter fungsionalnya datang. Aku ga sadar karena lagi ngurus pasien yang lain. Taunya pasien anak tadi langsung diterapi. Saat itu juga. Di puskesmas. Diapain sodara-sodara? Di manual reduksi. Sesimple itu. Dan itu sama sekali enggak terpikir. Inget pernah baca tentang ini aja enggak.

Dodol dodol.

Aku enggak mbayangin gimana kalau pasien ini jadi dirujuk ke RSSA. Bisa dimaki-maki aku sama PPDS uro. Terus jadi bahan gosip seRSSA. Oh my, dibayangin aja ngeri..
Terus aku (BARU) mikir, oh pantes ya parafimosis itu kompetensinya 4. Lagipula kejadiannya juga barusan, masih bisa direduksi manual.

Buat dokter fungsional PKM K*********, terima kasih sudah menyelamatkan nyawa saya dok..
😂

ps : nantikan cerita kebodohan Tya part selanjutnya

Selasa, Mei 09, 2017

Panggung sandiwara (?)

Kehidupan di dunia itu seperti film, setiap orang punya peran dalam cerita. Semuanya terhubung.
Tapi tidak seperti film, tidak ada karakter yang 100% baik ataupun sebaliknya. Semua orang punya sisi baik dan buruk.
Tidak seperti film, pada akhirnya fakta tidak akan pernah benar-benar terbuka. Cerita yang sesungguhnya tidak akan pernah terungkap. Terbatas sudut pandang kita. Terbatas perbedaan pola pikir. Dan pada akhirnya semua rahasia terkubur bersama tubuh yang kaku dan dingin.

Lucu ya. Kita masuk dalam permainan yang mereka rancang. Kita ikut bermain, tanpa tau mengapa dan bagaimana. Kita ikut bermain karena semua orang juga bermain.

Benar juga kata bung Karno. Peperangan kita sekarang melawan saudara sebangsa-dan-setanah-air.

Itu yang terlihat.

Bagaimana dengan yang tidak terlihat? Bukankah itu lebih mematikan? Seperti jutaan spesies bakteri dan virus mematikan. Apakah terlihat mata? Tidak.
Musuh kita yang sebenarnya, adalah kekuatan yang ingin memecah belah bangsa. Apakah terlihat? Tidak.
Musuh kita yang sebenarnya adalah ego kita sendiri. Apakah terlihat? Tidak.

Senin, April 03, 2017

Puskesmas

Puskesmas adalah inovasi terbesar di bidang kesehatan!
Puskesmas dibuat dengan sistem wilayah kerja.  Satu puskesmas bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat yang tinggal di kecamatan tersebut. (Hampir) semua masalah kesehatan, mulai dari sakit batuk pilek hingga wabah penyakit harusnya jadi tanggung jawab puskesmas wilayah tersebut.
Dengan konsep puskesmas ini, seharusnya setiap warga negara Indonesia bisa memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal.
Lalu kenapa sekarang puskesmas enggak bisa berfungsi maksimal? Kenapa masih banyak masyarakat yang merasa tidak tersentuh fasilitas kesehatan?
Tenaga kesehatan yang kurang, fasilitas yang terbatas, luas wilayah kerja yang terlalu besar (dengan jumlah penduduk yang sama), dan lain lain.
Aku melihat di poli pengobatan puskesmas, proses penegakan diagnosis dan terapi dilakukan oleh perawat. Yang dulunya tidak diajar untuk menegakkan diagnosa medis.
Kenapa? Karena dokternya kurang. Dokternya ada, tapi kurang.
Kerja di puskesmas itu enak sih, santai, penyakitnya gampang-gampang. Tapi kalo kelamaan bisa bikin otak atropi.
Kerja di puskesmas itu enggak seksi, ga menantang. Puskesmas itu cuma buat batu loncatan, sambil nunggu diterima jadi PPDS.
Emang ada mahasiswa kedokteran jaman sekarang yang cita-citanya jadi dokter fungsional puskesmas? Paling kalo emang pengen kerja di puskesmas, pengennya minimal jadi kepala puskesmas.
X:Tya mau ga kerja di puskesmas?
T:Nanti pas internship di puskesmas 4 bulan kok..
X:Kalau untuk seterusnya?
T: Emmmmmm......
Nih udah kerja di puskesmas, 6 minggu Public Health dan 3 minggu Kedokteran Keluarga

Jumat, Maret 10, 2017

Koass geriatri

Koass geriatri (n):
(1) koass yang sudah melewati 4 lab besar (IPD, Obgyn, Anak, dan Bedah); (2) koass yang akan menyelesaikan masa studi dalam waktu kurang dari 5 bulan.

Koass geriatri disuruh jaga tiap 3 hari. Sebenarnya enggak semua kelompok koass kedokteran keluarga di angkatanku jaga tiap 3 hari. Cuma kelompokku aja. Harusnya sih bisa jaga tiap 4 hari, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya kelompokku 'beruntung'. Kalau kelompok puskesmas lain jaganya bisa 4 hari sekali, dengan total jaga 4-5 kali jaga/koass. Sedangkan kelompokku 6-7 kali jaga/koass. Kan kesel.

Tapi kan hidup itu pilihan.
Lets count it as a priviledge. A priviledge to learn more, to use your time wisely, to train your skill, to show yourself that you can (and should) work harder for that big dreams.

Untuk Indonesia Sehat 2050.

Rabu, Maret 01, 2017

Koass Ilmu Penyakit Dalam

Kalau tahap koassku bisa dibagi dua, itu adalah sebelum IPD dan setelah IPD. Sebelum pengumuman jadwal rotasi koass pengennya sih IPD jangan belakang-belakang, takut pas krisis dan personilnya sedikit. Lab ke 2 atau ke 3 lah. Eh taunya IPD jadi lab besar yang paling terakhir (dari total 4 lab besar). Ya sudahlah. Setidaknya enggak bego-bego amat waktu masuk IPD soalnya udah lewat banyak lab.
Jadi angkatan 2011 yang masuk lab IPD terakhir, di saat masih semi krisis karena 2012 yang masuk gelombang 1 koass cuma sedikit.
Minggu pertama IPD langsung stase IGD. Stase cuma bertiga tapi rasa 2 orang, karena satunya koass angkatan 2012 yang baru masuk RSSA. Yang bahkan enggak tau apa itu OB set (reminds me of my first day as koass, langsung koass bedah, dan hari itu langsung jaga IGD. Akhirnya ngekor senior sama anak 2010). Hari pertama masih oke. Hari kedua abis stase langsung naik jaga ruangan. Ditambah stress karena itu jaga IPD pertama dan mesti nyiapin Morning Report buat besok paginya. Mesti nyiapin laporan tertulis, PPT, lembar penilaian dan logbook. Gak usah ditanya gimana gaduh gelisahnya waktu itu. Gaduh gelisah banget. Banget. Apalagi waktu krusial antara jam 6 pagi (turun jaga) sampai 7 pagi (mulai morning report). Itu rasanya semua molekul adrenalin lepas. Setiap tarikan nafas selalu berbeban berat.
"Mana buku ijo, ayo sini kumpulin rek."
"POMRmu udah belom? Ayo ndang dikumpulin di meja spv."
"Lembar penilaian MR mana?"
"PPTnya udah mbok perbaiki belom?"
MR dibantai spv? Sudah biasa.
Abis MR, langsung buru-buru naik stase IGD. Tapi inget belom sarapan, akhirnya mampir beli nasi bungkus di kantin dan makan buru-buru (sambil nangis) di musholla IGD. Kenapa nangis? Karena untuk koass IPD, waktu IGD terasa berjalan sangat lambat. Jam 10 pagi rasanya kaki sudah mau patah, padahal turun stase jam 14.30. Dan jumlah menit total bisa duduk mungkin hanya 60 menit. Sisanya? Jadi setrikaan IGD. Ratusan "dek tolong". Belom juga duduk 5 menit udah di "dek tolong"-in.
Seminggu stase IGD, hampir tiap hari nangis di perjalanan pulang karena kecapekan. Sampai rumah langsung tidur sampai besok pagi. Saking capeknya jadi setrikaan di IGD.
Hmm. IPD pasti berlalu.

Tapi memang cobaan itu seimbang sama berkatnya. Tuhan Yesus baik memang. Beruntung selama jaga IPD junior masih bisa mandi setiap turun jaga, bisa siap MR tepat waktu (walaupun akhirnya tetap dibantai), dapat teman seangkatan yang kooperatif dan anti baper, kewajiban 8x MR bisa terpenuhi. Terus pas stase intermediet juga seneng-seneng aja walaupun tetap jaga tiap 3 hari, pas puasaan jadi enggak bingung cari makan diluar karena dikasi makanan sahur sama buka+takjil. Kalo siang juga bisa makan makanan sahur yang sisa. Duh bahagia. Di stase intermediet juga akhirnya ketemu kardio yang menyenangkan. Kenapa kardionya cuma 2 minggu? :") Terus nemu kamar mandi eksklusif di CVCU, nemu kamar mandi eksklusif (+ air panas. Ini penting) di IGD lantai 3 (yang sekarang udah jadi ICU. Waktu aku IPD masih sepi karena belom dipake ruangannya). Kebayang kan nikmatnya mandi air hangat setelah jaga IPD IGD semalaman. Duh bahagia. Belom lagi pas jaman stase senior, koass IPD dapat kursi singgasana, kursi warna merah yang nyaman banget untuk tidur. Cuma 1 tapi kursinya. Jadi kita gantian tidur di kursi singgasana. Disaat koass jaga yang lain tidur di lantai pojokan IGD, koass IPD duduk santai di singgasana. Ah bahagia.
Juga degdegan pas ujian lab dan ujian lisan. Degdegan dapet penguji siapa. Eh ternyata dapat penguji malaikat. Ujian pertama di hotel Santika karena pas ada seminar, terus dikasi makan siang pula. Enggak dibantai sama sekali. Kalo enggak bisa jawab cuma disenyumin dan disuruh belajar lagi. Ujiannya maju 3 kali, terus postchief.
Ah senangnya postchief IPD.
Tuh kan IPD pasti berlalu

Selasa, Februari 28, 2017

Belajar Menamakan

Beberapa waktu yang lalu ngeliat di playstore ada aplikasi buat baca buku gratis, namanya Amazon Kindle. Terus tertarik install dan download beberapa buku. Tapi sayangnya enggak semuanya gratis. Kebanyakan berbayar. Tapi untungnya yang berbayarpun bisa didownload samplenya beberapa halaman.
Salah satu buku yang aku download adalah buku nya Myles Munroe, Waiting and Dating versi sample. Namanya juga anak muda yang masih galau pasangan hidup. Download bukunya udah cukup lama, sebulan dua bulanan yang lalu lah. Tapi baru dibaca kemarin.

And i found out this part. Pembahasan tentang ayat yang selalu dilompati.

"Consider Adam, the first man, as an example. The second chapter of Genesis shows us a human being who was whole, complete, and content within himself and his companionship with God:
The Lord God formed the man from the dust of the ground and breathed into his nostrils the breath of life, and the man became a living being. Now the Lord God had planted a garden in the east, in Eden; and there He put the man He had formed. And the Lord God made all kinds of trees grow out of the ground—trees that were pleasing to the eye and good for food. In the middle of the garden were the tree of life and the tree of the knowledge of good and evil.…The Lord God took the man and put him in the Garden of Eden to work it and take care of it.…The Lord God said, “It is not good for the man to be alone. I will make a helper suitable for him.”Now the Lord God had formed out of the ground all the beasts of the field and all the birds of the air. He brought them to the man to see what he would name them; and whatever the man called each living creature, that was its name. So the man gave names to all the livestock, the birds of the air and all the beasts of the field. But for Adam no suitable helper was found. So the Lord God caused the man to fall into a deep sleep; and while he was sleeping, He took one of the man’s ribs and closed up the place with flesh. Then the Lord God made a woman from the rib He had taken out of the man, and He brought her to the man (Gen. 2: 7-9,15,18-22).
Before Eve came along, Adam was alone, but he was not lonely. Loneliness is a spiritual disease. Adam was alone because he was the only one of his kind, but he was completely fulfilled as a person. In tending the garden he had meaningful work to do. In his authority over the other living creatures, he was exercising his God-given dominion over the created order. He enjoyed full and open fellowship with his Creator. Adam was so fulfilled within himself and so busy tending the garden and naming and caring for the birds and animals that he never felt the need or desire for a companion, this is called singleness or being single. He was so preoccupied with doing what God had told him to do that he sensed no need for a mate. Apparently, the thought never entered his head. Providing a mate for Adam was God’s idea. Adam was completely self-fulfilled; he was ready for a mate when he did not need one. It is the same way with dating. The time you are most prepared for dating is when you don’t need anyone to complete you, fulfill you, or instill in you a sense of worth or purpose. You are ready to date when you have first learned how to be single."

Jauh sebelum ini Tuhan sudah bikin aku mengerti hal ini.
Bahwa semua ada waktunya. Ada waktu untuk menamakan binatang, ada waktu untuk tidur nyenyak, ada waktu untuk bertemu. Dan kejadian-kejadian tersebut harus berurutan. Tidak boleh dilompati. Karena tanpa belajar menamakan binatang, Adam mungkin tidak bisa memberi nama "Hawa" kepada perempuan tersebut.
Dan sekarang aku di tahap menamakan binatang.
Sekian.
(Daripada tambah mellow ga jelas)