Rabu, Desember 26, 2018
Minggu, Desember 23, 2018
Buka Hati
Tapi, coba dibayangkan kalo yang nyanyi itu Bapa. CintaNya Bapa juga sering bertepuk sebelah tangan. Bapa sedih ngeliat kita cinta dengan hal-hal lain. Ngutip kata-katanya om Jon Foreman waktu nyanyi I Won't Let You Go, 'i tried to sing this song from the other side, from the inside of the love'
Bukankah Bapa yang sudah merendahkan diri untuk kita? Tuhan yang Maha Dahsyat merendahkan diri dan jadi manusia. Belum cukup segitu, masih juga mati diatas kayu salib dan menanggung kutuk karena kita. Ini terjadi bahkan sebelum kita tau kita salah, sebelum kita sadar kita berdosa.
Berkat Tuhan mana yang kamu dustakan? Keluarga lengkap, kesehatan, damai sejahtera, semua kebutuhan tercukupi, dan masih banyak lagi.
<3
Bukankah roh yang ada di dalam kita diinginiNya dengan cemburu?
So now He's knocking at your front door
Will you open the door for Him?
Kamis, Desember 13, 2018
Sumpah Dokter
H-1 sumpah dokter.
Akhirnya pilihan ke plan B. Studio foto yang kecil tapi lumayan lah. Lebih murah juga daripada pilihan pertama. Nge WA masnya dan booking.
lupa banget ada foto ini wkwkwkw baru upload setelah 5 tahun kemudian |
Crowd
Whether it is good or bad.
The crowd assumed a safe place,
well at least for now.
But if you take the road less taken.
You'll know the truth and the life
If you take the road less taken,
will you?
Senin, November 05, 2018
Worth the wait
Terakhir ngisi poli anak minggu lalu, pasiennya 28, dokternya satu. Dua puluh delapan pasien dilayani dari jam 08.00 sampai jam 12.30 masih dalam batas wajar sih harusnya, tiap pasien kurang lebih 10 menit. Aku udah berusaha mempercepat nulis rekam medis selengkap mungkin (terima kasih akreditasi), nulis resep, mikir dosis, KIE dll. Sepuluh menit ga terlalu lama dan ga terlalu cepet juga. Dan ini puskesmas life man, kerja 4,5 jam sehari sungguh ga ada apa-apanya kalo udah pernah jadi dek koass.
Ceritanya pendaftaran hari itu tutup dari jam 10. Dengan kata lain pasien-pasien itu ngantri lumayan lama buat aku periksa. Sempat ada beberapa pasien yang perlu dirujuk, terus kan aku keluar ruangan poli buat ngurus rujukan (sudahlah tidak usah dipermasalahkan ini harusnya tugas siapa). Ngeliat kursi-kursi depan poli umum kosong dan kursi depan poli anak masih terisi penuh itu rasanya hmmmmm hmmmmmm (auto nisya sabban) #kusabar #kutabah. Mana lupa bawa bekal minum juga. Lengkap sudah hmmmm hmmmm hari ini.
Aku belajar banyak dari satu konsulen di RS tempat aku internsip. Hari lain poli kelar jam 12 maksimal. Tapi kalau pas hari polinya beliau, jangan harap bisa pulang jam 12. Paling cepet jam 1. Bisa sampai jam 3. Soalnya beliau bener-bener care sama pasien, semua pasien di handle sendiri. Pasiennya lumayan banyak. Soalnya kalo udah ketemu beliau pasti kebanyakan ga mau pindah dokter lain. Beliau inilah definisi 'worth the wait'. Pasiennya woles-woles aja disuruh nunggu sampe jam 2. Ga ada yang protes ke kakak perawat, nanyain 'masih lama ga ya?'. Ada sih beberapa yang nanya, dan bisa dipastikan itu pasien baru yang belum pernah ketemu beliau. Pasien lama pasti woles to the max. Jam berapapun dijabanin asal ketemu dokter.
Oke lanjut cerita poli anak tadi. Dengan kondisi kayak gini, godaan untuk giving less is real. Udahlah ngapain ngeresepin puyer yang baru, kan udah ada puyer batuk pilek biasa yang udah disediain farmasi. Udahlah ngapain kasi vitamin vitamin, nambah banyak tulisan aja. Udahlah ngapain KIE terus. Udahlah ngapain cek darah, kasi obat aja dulu, kalo ga enakan baru cek lab. Tapiiiii
'Are you worth the wait?'
Pertanyaan ini terlintas di kepalaku. Pasien dan keluarganya udah nunggu lama buat diperiksa. Kalau waktu aku periksa aku asal-asalan aja, asal kelar, asal pulang cepat, is it good? Toh habis ini juga ga ada kerjaan lain. Abis ini masih bisa pulang, makan siang di rumah, tidur malam di rumah. Bagaimana kalau kamu memaksimalkan jam kerjamu yang sedikit ini, untuk memberikan yang terbaik?
Aku percaya, kalo memang dirimu worth the wait, pasien gabakal komplain kenapa nunggunya kelamaan.
Ya mungkin ini hanya MPE rasionalisasiku untuk poli yang lama. Aku lebih pengen minta maaf ke kakak-kakak farmasi yang mesti ngulek-ngulek puyer buat pasien terakhir. Maaf e kaka dong, tapi b son bisa sonde kasi resep puyer.
Reminder |
Kamis, November 01, 2018
Pertanyaan.
Selasa, September 11, 2018
Feels so good to be home
Total 18 pasien. Udah gatau lagi berapa yang baru berapa yang lama. Mana GEA semua, kan bisa pulang sore ini. Resume belom kelar. Ruangannya di lantai 3, di 2 gedung berbeda. Naik tangga.
Yak mulai panik. Ini belum seberapa. Ga lama kemudian di WA kakak bidan perinatologi. Pasiennya kejang. Wadaw. Lapor konsulen terus naik ke perinatologi.
Akhirnya banyak yang belom kelar waktu konsulen mulai visite. Untung konsulennya baik hati kayak malaikat. Kalo salah dibenerin, kalo aku belom sempet nulis SOAP ditulisin (tapi yang pulang hari ini doang, tapi lumayan kan pasien GEA banyak). Kelar visite, beresin semua resume pasien pulang di bangsal. Terus ke perina, naik lift karena udah lelah naik tangga ke lantai 3.
Rabu, Agustus 01, 2018
Welcome to the real life, dude!
Masuk ke bulan keenam jadi dokter internsip, bikin aku semakin sadar gimana sebenarnya 'dunia nyata'. Waktu jaman SMA, pas mama banyak masalah di kantor dan diomongin sama orang-orang serumah sakit, aku ga paham gimana sih orang-orang dewasa itu bisa dengan mudah membicarakan hal buruk tentang seseorang, tapi pas ketemu langsung bisa nyapa dan ngobrol seakan-akan nothing's happen. Eh taunya, sekarang #beentheredonethat
Kalau menurutku, itu bukan munafik sih. Mungkin lebih ke menilai sesuatu dari dua sisi. Walaupun seseorang punya sisi negatif, bukan berarti dia ga punya sisi positif. Sisi negatifnya juga bukan alasan kita ga bersikap baik ke dia.
(Mulai menyiapkan MPE rasionalisasi).
Bertahun-tahun yang lalu pernah ngeliat mama di posisi manajemen dan sekarang di posisi dokter, bikin aku mikir. Kondisinya juga hampir sama. Gaji ga turun, klaim BPJS ga jelas. Bagian manajemen pengen pegawai sabar dulu. Tenaga medisnya udah ga sabaran. Dua-duanya bener kok.
Ngomong-ngomong tentang munafik. I hate using this word tho. Entah karena perasaanku aja atau karena kata itu mengingatkan pada masa SD kelas 3 yang kelam, tapi menurutku kata itu terlalu kasar. Kata ini udah lama sekali ga pernah aku dengar (dalam konteks orang lain ngomong aku that-word). Dan beberapa hari yang lalu kata itu muncul lagi.
Lalu tya kehabisan ide rasionalisasi.
Yaudah intinya
Jangan mengambil kemungkinan terburuk dari segala sesuatu. Capek tau.
(Quoted from Susah Sinyal The Movie)
Kupang, Agustus 2018
Kamis, Juli 19, 2018
Jumat, Juli 13, 2018
Persistensi
1. Kerjain soal sendirian.
Ngerjain soal bareng-bareng memang lebih efisien dan menyenangkan. Tapi, ngerjain soal sendirian itu penting untuk jadi dasar materi untuk belajar bareng nantinya. Dan kerjain soal sendirian juga berguna untuk melatih konsentrasi. Karena nantinya kamu bakal ngerjain soal UKMPPD sendirian. Hanya ada kamu dan layar komputer. Kamu dan 200 soal dalam 200 menit. Udah gausah berharap bakal bisa diskusi atau contek-contekan. Gatau ya kalo di kampusmu. Tapi kalau di UB mejanya bener-bener anti-ngintip.
Bahas soal bareng itu memang penting. Tapi ngerjain soal sendiri jauuuh lebih penting.
Minggu pertama ngerjain soal mungkin progressmu bakal lama banget. Sehari ngerjain 100 soal aja udah luar biasa. Awal-awal okelah, tapi selanjutnya harus semakin bertambah jumlah soalnya. Dari 100 ke 150, 150 ke 200, 200 ke 250, dan seterusnya.
Euforia koass udah selesai sering banget bikin kita lupa kalau UKMPPD sudah semakin dekat. Biar bisa balik ke mode-ujian, mulai pelan-pelan tapi pasti. Mulai dari ngerjain beberapa soal dalam waktu tertentu tanpa gangguan. Artinya selama waktu yang ditentukan itu gak boleh ada distraksi sama sekali. Misalnya hari ini ngerjain 30 soal dalam 30 menit, terus istirahat. Jangan keterusan istirahatnya, diulang lagi 30 soal dalam 30 menit. Istirahat. Ulang lagi sampai sekuatnya. Intinya selama 30 menit itu gak boleh ada distraksi apapun. Kalo udah kuat 30 menit, naikin jadi 60 menit, terus 90 menit, sampai 200 menit tanpa distraksi.
Semangat one shoot gengs!
Selasa, Juli 10, 2018
Kesurupan
Dok ini tadi pasien abis kesurupan.
Kesurupan? Terus kenapa dibawa ke UGD?
Deng ada muntah darah juga dok,
Hah muntah darah? Banyak ko? Perut sakit ko sonde?
Sedikit sa dok.. ke bercak-bercak begitu. Tapi ketong takut jadi ketong bawa sa pi rumah sakit....
Kaka nona, bangun dolo.
Gak bangun. Rangsang nyeri di kuku. Gak bangun. Rangsang nyeni di sternum. Gak bangun juga. Lalu temen laki-laki pasien, manggil nama pasien sambil ngelus rambut pasien. Pasiennya buka mata.
Pasiennya kaget, yang nganter juga kaget.
Dok, ini kan dia kesurupan to, jadi tausa disuntik.
Pasien dengan tipikal pasien seperti diatas. Dateng dengan keluhan sesak nafas. Tanpa riwayat asma, atau batuk-batuk sebelumnya aka pasiennya sehat walafiat sebelum tiba-tiba sesak nafas. Tanda vital baik, cuma RR takipneu. Paru gak ada ronkhi atau wheezing. Saturasi 99%. Setelah dianamnesa lebih dalam ternyata pasien baru abis bertengkar sama bapak kosannya.
E begitu si bapak kosannya keluar pasien udah ga sesak lagi.
Minggu, Mei 06, 2018
Stained Glass Masquerade
Senin, April 02, 2018
Makasih ya dok-2
Pas baru selesai nonton pawai paskah, tiba-tiba ada ibu-ibu yang mendekat,
"Dok, ini adek yang kemaren ke UGD gatal-gatal. Sekarang su sembuh."
"Oo begitu ko ma, wi bae su"
"Iya kemaren tuh pulang langsung minum obat, terus setengah jam su sonde gatal le.."
"Iya maa, semoga jang sakit-sakit le e.."
"Makasih e dok.."
Lalu Tya terharu :"
Jumat, Maret 23, 2018
Be patient with our patient
From our perspective, some people just don't want to be healed. They just want to bear the pain, cover it with what they think could heal, but actually it couldn't.
It's kinda frustating for us. We want to do the best with all we know. But patient have one power of autonomy. They choose what they want, whether it's good or bad.
So, good luck man. Hope not to see you soon.
(Ya ini sarkas)
*edisi masih kesel sama pasien susp peritonitis ec appendisitis akut kemaren yang minta pulang paksa*
Rabu, Maret 07, 2018
Perspektif berbeda
Kalau dateng pas awal-awal sakit, dokternya (mungkin tya doang sih, yang lain enggak) ngedumel (dalem hati)
'mama e, ini anak baru demam 1 hari, baru muntah 1 kali sa ju su bawa pi rumah sakit ni, langsung tepa di UGD le, jam 2 pagi le. Ke sonde bisa tahan le besok pi di puskesmas begitu ko'
Aduh mama, ini anaknya baru juga demam 1 hari, baru juga muntah 1 kali, kok ya kenapa langsung dibawa ke rumah sakit, langsung ke UGD juga, jam 2 pagi juga. Harus banget ya, gabisa kah nahan-nahan besok paginya baru dibawa ke puskesmas?
'Ini kenapa baru bawa sekarang, aer su naek di batang leher baru bawa datang ni'
'Ini kenapa baru dibawa sekarang, udah sakit parah kayak gini baru dibawa ke sini'
'Dok, mau minta obat'
'Sakit apa kaka?'
'Sakit .... (isi sendiri, bisa keluhan demam 2 hari atau keluhan-keluhan ringan lainnya)'
'Kenapa tadi pagi tidak ke poli saja kaka?'
'Tidak ada waktu, tadi pagi kerja na dok'
Tya dalam hati, 'lu pikir UGD tuh sama ke klinik dokter yang buka sore/malam? tau sonde UGD itu kepanjangannya UNIT GAWAT DARURAT, terus lu kira lu pung sakit gawat darurat? Lu kalo mo minta obat kenapa sonde sekalian pi klinik dokter sa, banyak to diluar sana. Bilang sa lu pamalas antri to'
Dikira UGD tuh sama kayak klinik dokter yang buka sore/malam ya? Tau ga sih kepanjangannya UGD itu UNIT GAWAT DARURAT, sekarang coba dipikir baik-baik, apakah sakitnya gawat darurat? Kalau cuma mau minta obat kenapa ga sekalian ke klinik dokter, kan banyak diluar sana. Bilang aja males antri kan.
Yang belajar bertahun-tahun tentang penyakit siapa? Kita. Yang mengerti perjalanan penyakit siapa? Kita juga. Yang seharusnya ngajarin pasien tentang hal ini siapa? Ya kita juga.
Salam #kotakupangsehat2018
Sabtu, Februari 17, 2018
Happy Ending
Kata Penguji 2, Malang, 18 Januari 2018. 13.45 WIB.
Ever.
Is this real?
Dalam hati teriak teriak kegirangan, tapi harus tetep cool diluar. Itu baru kata pengantar cuy.
Revisiannya tetap berlembar-lembar.
Hahahahahaa.
Kok berubah jadi pembimbing semua? #semhasrasakonsul |
Kata 'cantik' itu bisa keluar salah satunya karena nilai 'kesabaran' dari rektorat. Literally abis ngeliat lampiran yang ada nilai 'kesabaran', penguji langsung ngobrol-ngobrol sambil senyum (moderator Yuni, 2018).
Bu Titin Management Kiri ke kanan : dr.Rosa, dr.Yuni, dr.Ika, dr.Lutfi, Tya |
Im soooo happy to work with youu :D
Yeey nanti yudisiumnya barengannn
Makasih yaa sudah bermuka tembok dan bersemangat untuk kembali lagii.
Tanpa kalian, aku pasti galau banget sendirian disuruh-suruh, ngerevisi sendiri, ga bakal tau literatur-literatur bagus, channel youtube bagus terkait penelitian, aku tanpa kalian butiran debuuu wkwkwkwk
Rabu, Januari 24, 2018
When a dream came true
23 Januari 2018. Dini hari.
Mau milih wahana isip. Pake laptop. Tapi loadingnya lama banget. Akhirnya ditinggal tidur. Bangun-bangun masi eror juga. Nge refresh, terus ditinggal tidur lagi. Bangun masih eror juga, masih belom bisa milih, padahal temen-temen yang lain udah dapet wahana. Mulai panik. Setelah berjam-jam nyoba, akhirnya dapet wahana yang dipengen, kuota wahananya juga masih banyak. Eh tapi dilihat-lihat nama wahananya kok...
"RS Kota"
?
Kan aku pengennya RS X....
Bangun sambil deg-degan. Oh tadi cuma mimpi.
Hari ini hari apaa? Tanggal berapa? Tanggal 23.
Oh milihnya masih nanti, jam 9. Tenang tenang..
23 Januari 2018. 07.50 Lab TIK FKUB.
Sudah di Lab TIK. Pake komputer yang dipake buat ujian CBT UKMPPD. Kecepatannya udah gausah dipertanyakan lagi.
Ngecek speedtest. Ping berkisar 1-11. Download 200-500mbps, upload 100-400 mbps.
Udah narget sejak awal, RS X (nama disamarkan).
Okay.
Sekarang tenang.
Makan dulu. Minum kopi dulu.
08.50
Login.
Okay ini masih lancar.
08.59
Mulai hitung mundur.
60..
59..
58..
57..
56..
15..
14..
13..
12..
11..
Refresh
9..
8..
Kok ga keluar-keluar
Refresh lagi
08.59.59
Refresh lagi
Dan gabisa kebuka.
Okay tenang.
Di grup katanya emang server lagi down.
Coba aja terus di refresh
09.30
Masih belum kebuka.
Eh tapi ada temen yang udah bisa milih.
Refresh terus.
10.00
Masih terus nge refresh.
Udah mulai banyak yang bisa milih, dan berhasil dapet pakta.
10.15
Mulai panik.
Nanya ke temen yang udah bisa milih,
"RS X masih ada ga?"
"Iya masih ada, tenang ty"
Okay
Refresh terus
10.20
Tinggal Tya doang yang belom.."
Masih refresh
Tenang. Kamu cuma butuh 1 tempat di rumah sakit itu.
10.48
Kebuka
Nyari RS X. Ga ada. Tapi masih ada RS Kota
Nangis. Bingung
Takut kalo milih besok lebih gambling lagi.
Nanya azaria yang dulu isip di RS Kota.
"Ambil sa"
Klik pilih.
Pakta langsung keluar.
Nangis. Drama amat ya bu.
Those things which beyond my control and my plan. In which i hate.
But You've open this door,
So i'll follow through.
We've been through the hurricane and walked out, haven't we?
It won't be that hard.
Beberapa tahun kemudian, aku liat lagi cerita ini. Pertama kali mimpi semacam ini. Dan bener ternyata, everything worked together for good. 2019 was one of my magical year. BAPA buka pintu di tempat-tempat yang tidak pernah aku kira.