Saking amannya jaga malam ini, akhirnya baca-baca lagi postingan jaman maba. Oh my, it's been almost 5 years. Aku kira step terberat sudah aku lewati waktu itu. Nyatanya setiap tahap selalu ada tantangan baru. Di tahap preklinik tantangan terberat mungkin UTS dan UAS, kepanitiaan, dan TA. Saat masuk tahap klinik, tantangannya berubah lagi jadi lebih advanced. Enggak cuma ujian, enggak cuma menghafal, tapi juga kemampuan komunikasi, kemampuan bertahan walaupun dibanting-banting dan diinjak-injak (mentally), kemampuan begadang, kemampuan menahan diri untuk tidak baper, dan lain-lain.
Sama seperti kita yang terus bertumbuh, tantanganpun terus berevolusi sesuai kemampuan kita. Bukan tantangan namanya bila tantangan itu dilalui dengan mudah. Justru kita menyebut suatu tantangan sebagai tantangan karena hal itu baru dan sulit. Tau gak apa yang paling menyenangkan dari sebuah tantangan? Perasaan lega yang luar biasa setelah tantangan tersebut selesai.
Tantangan membuat kita bertumbuh, tantangan membuat kita menyadari bahwa kita ternyata mampu melampaui batas yang kita kira tidak akan pernah kita lampaui. Tantangan membuat kita sadar kalau kita butuh Tuhan.
Senin, Agustus 29, 2016
Next Level
fear is temporary. regret is forever.
take those little baby steps
also those giant leap once or twice
and keep on moving
Malang, Juli 2016
Minggu, Agustus 21, 2016
Blind spot
A giant wall around me.
A roaring lion outside it
This wall keeps me safe.
Until I looked into the window
I was manipulated.
They lured my eyes
As they stroke me at my blind spot
They shot me at my weakest point
As my heart fooled me
It tempted me to fall
Don't ever trust your heart
Don't follow that vicious cycle
Of obsessed-disappointed-forgotten
How long will you tremble?