I write to express. I write to look back and taste life twice (or thrice, or more!)
Selasa, Oktober 20, 2015
Through our lives and through our hands..
2 jam menjelang berakhirnya jaga malam bedah, datang seorang ibu. Pasien non trauma, keadaan umum tampak sakit sedang. Dari inspeksi sudah terlihat jelas kalau ibu ini menderita ca mamma T4dNxMx.
T: ibu ada keluhan apa?
I: ini darahnya enggak berhenti keluar mbak. Di rumah sudah saya coba tutup pakai sofratul dan kasa yang gede-gede tapi tetap enggak berhenti.
Berhubung sudah hampir turun jaga, jadi saya dan teman saya memutuskan untuk rawat luka saat itu, walaupun belum di AP (atas perintah, a.k.a diperintah) PPDS. Toh juga pasti kita yang disuruh rawat luka.
Sambil merawat luka, saya dan teman saya sedikit menganamnesa perjalanan penyakit sang ibu
T: tadi ibu katanya sudah pernah di kemo di sini ya?
I: iya, dulu tahun 2007 di kemo di sini 3 kali, terus katanya mau dioperasi, tapi saya enggak berani.
Menggeram dalam hati. Bu, memangnya sel kanker bisa menghilang begitu saja? Duh percaya aja sama dokter kenapa sih? Puji Tuhan kata-kata itu tetap di dalam hati.
T: dulu benjolannya kayak gimana bu?
I: dulu kecil, enggak kelihatan. Saya di rumah cuma berdua sama anak saya, dia itu juga enggak peduli sama saya. Suami saya juga sudah enggak ada. Makanya saya enggak kontrol. Soalnya rumah saya jauh, enggak ada yg nganterin.
T: Oo.. Gitu ya bu.. Terus tadi kesini sama siapa bu?
I: Sama perawat dari RS Baptis dan sama kakak saya mbak.
Aku berusaha keras untuk tidak menyalahkan dan menambah penyesalan. Walaupun kanker sebenarnya mempunyai prognosis yang cukup baik bila ditangani di stadium awal. Sedih. Masih banyak orang yang belum mengerti tentang kesehatan. Tapi dalam kondisi ini nasi sudah menjadi bubur, tidak ada lagi yang bisa dikerjakan selain terapi paliatif.
Anyway, ceritanya pagi itu baru ikut seminar misi medis perdana di Malang. Disana diingatkan lagi tentang mimpi untuk jadi garam dan terang di rumah sakit. Selama 2 bulan di rumah sakit mimpinya sama sekali belum terlaksana. Alasannya banyak, kalo di IGD capek lah, banyak kerjaan, kaki pegel, nganterin foto ke radiologi, ngisi lembar observasi dll. Kalau di ruangan yang enggak enak diliatin keluarga pasien lain, malas, ngantuk, lebih memilih bercerita dengan teman jaga, dll.
Di fase awal ini aku memilih untuk mempraktekkan prinsip kedokteran nomer 1, primum non nocere (first, do no harm). Okay, hal ini mungkin sudah bisa teratasi. Yang kedua masalah raut muka. Mencoba untuk terus tersenyum disaat kondisi ngantuk, lelah, ada pasien di P1, dan banyak tindakan itu susah. Susah sekali. "Tya kamu kok lemes banget." "Tya kamu sakit ta?". Mukanya Tya memang begini T.T Makanya sejak dari saat itu mulai mencoba menghilangkan muka tapres dan lelah saat jaga.
May we be a people a people of integrity
Being whom we say we are & doing what we say
May we be a people a people with humility
Reconciled to God and man in Jesus name
Bring Your healing to the nation
through our lives & through our hands
Bring your healing to the nation dear Lord,
change our lives and change our land
May we be a people, a people mending broken lives
Giving hope to broken world by the Grace of God
May we be a people, a people serving God and man
bringing love and dignity,in Jesus name
Selasa, September 01, 2015
Seasons come, seasons go
Through your pain as you try to just let go
Come to me in your hour of darkness
As you know that I'll be there
Don't you know I've been waiting for you
Seasons come and seasons go
Sun will shine and flowers grow
Winters come and my heart's yours
For I will never leave you alone
Close your eyes and you'll find you're not alone
Thru the night i won't leave you or let go
Come to me in your hour of darkness
As you know that I'll be there
Don't you know I've been waiting for you
Seasons come and seasons go
Sun will shine and flowers grow
Winters come and my heart's yours
For I will never leave you alone
Seasons come - True Worshippers
Selasa, Agustus 11, 2015
Bulan terakhir :)
Tulisan ini diketik sambil menunggu antrian kontrol dokter gigi, Agustus 2015.
Semenjak uang beasiswa habis tertiup angin, sudah kurang lebih 5 atau 6 bulan yang lalu aku hidup dengan uang bulanan yg dikurangi 500 ribu untuk membayar cicilan behel. Bukannya tidak bisa minta uang tambahan di papa, tapi sungkan (dan gengsi). Waktu bulan-bulan awal hidup rasanya melas banget. Dan budget yang paling sering dikorbankan adalah budget main, jajan, dan lauk bulanan. Dari yang dulu paling cerewet kalo Ariel malas bayar uang lauk bulanan, jadi bersyukur sekali Ariel beberapa bulan ini enggak pernah lupa bayar, jadi tetap bisa makan 3 kali sehari. Sempat kepikiran mau pinjem uang ke tante. 'Nanti kembalikan kalau uang beasiswa sudah turun'. Tapi tidak Tuhan ijinkan.
Walaupun begitu berkat Tuhan sepanjang beberapa bulan terakhir ini tidak pernah putus. Entah tante tiba-tiba main ke malang, diajak makan diluar terus pas pulang snack-snacknya ditinggal di rumah Malang, atau nonton seminar hasil penelitian terus pas pulang dapat kotakan kue/nasi, atau dateng ke sidang TA teman, atau sertijab wakil dekan, atau tasyakuran akreditasi A jurusan Pendidikan Dokter FKUB, atau ditraktir temen yang ulang tahun, dan atau atau lain. Intinya enggak pernah tuh kekurangan makanan.
The hardest part is over~
Sekarang doanya biar enggak kalap, apalagi dua bulan lagi beasiswa turun :3
Minggu, Juli 12, 2015
24 SKS (rasa 64 SKS)
sukses panum! sukses koas! sukses jadi dokter! sukses sempro! sukses th***s! :D
Minggu, Juni 28, 2015
Story of The Sun
Once upon a time, the sun was angry with God Almighty.
"Why put me in the tent? Nobody can see me here. No one will ever see my light." the sun said.
"Your tent is sooo boring. Can I go out there?" the sun asked.
"How can I survive in Your tent? Your promises seem far away." the sun begged.
But God never let the sun goes out.
"Stay there." He said.
"Trust Me." He said.
"My plans are bigger than yours." He said.
So five years passed,
The sun now happily stays at the tent of God,
which He built with His hand.
The sun cries no more.
Complain no more.
The sun is enjoying in the tent of God.
The sun has started to understand
that God is the sun's shepherd.
The sun shall not want anything.
The sun now realizes that God keeps the sun from disappointed and heartbroken.
The sun still does not understand the whole plan of God yet.
But God's tent is the place the sun belongs to be right now.
The sun is not lonely.
Even though the sun is alone.
The sun was lonely.
But not anymore.
Selasa, Juni 23, 2015
Menghidupi mimpi orang lain
taken from pinterest.com |
Taken from voyagevixens.com |