Minggu, September 15, 2013

Fear

'Salah lagi, salah lagi. Padahal baru mo mulai rame..'
Semakin banyak bicara, semakin banyak salah. Hal ini yang bikin aku lebih sering jadi pendengar yang baik dalam suatu pembicaraan. Apa lagi kalo hal itu menyangkut orang lain. Aku takut ada orang yang bakal marah sama aku gara-gara omonganku, aku takut tanggapan mereka gak seperti yang aku inginkan.
Contohnya kayak baru-baru ini. Lumayan meningkatkan sekresi kelenjar adrenal, bikin palpitasi, dan mengaktifkan saraf simpatis.

why this happen i can not explain,
why write the script with such heartache and pain
could it never been an easier way
watching life through this glass so faded
i can not see the bigger picture taking place
oh to understand one day
My Heart Will Fly - MercyMe

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. 2 Korintus 12:9,10 - Paulus

Help me to understand, Lord

Sabtu, September 07, 2013

Doa di Pagi Hari

Segala puji syukur hormat dan kemuliaan hanya bagi TUHAN, penyelamatku dan kota benteng perlindunganku.
TUHAN yang melepaskan kami dari yang jahat, yang menjaga langkah kami agar tidak tersandung, yang mencegah tangan kami melakukan kecerobohan.
Ya, TUHAN melakukan perkara yang dahsyat dalam hidupku.
Aku bersyukur kepada TUHAN, karena kebaikannya. Pada pagi hari semangat dan damai sejahteraNya dicurahkan bagi orang-orang yang menantikan DIA.
TUHAN telah menjadi kesukaanku, dan biarlah aku bersyukur kepadaNya sampai batas akhir hidupku. Biarlah pujian kepadaNya tetap ada dalam mulutku sampai selama-lamanya.
Aku bersyukur kepada TUHAN, karena kesetiaanNya. Tak pernah ditinggalkanNya aku berjalan sendiri.
Ampuni aku TUHAN, karena aku sering berbuat fasik, tinggi hati, dan melupakan Engkau.
Bertahta kembali TUHAN dalam hidupku. Sebab sedikit lagi aku jatuh dan terjerembab. Ketakutan hampir-hampir melingkupi hatiku. FirmanMu biarlah menghidupkanku kembali!
Lepaskanku dari yang jahat, dan bangkitkan RohMu di dalamku saat ini. Sehingga nyata di hidupku sama seperti di surga.
Aku rindu hadiratMu, TUHAN, terus bekerja dalam hidupku, dari detik ini sampai selama-lamanya.
Amin Amin ya Amin.

Senin, Juli 22, 2013

The scars

Hari minggu kemaren, 15 juli 2013, sepeda motorku kepeleset dan kebetulan aku ada di atasnya. Kejadian yang hanya berlangsung satu detik itu dampaknya masih aku rasakan sampai sekarang. Luka. Gak terlalu besar sih, cuma 0,5% luas permukaan tubuh. Yang gak tau, 1% itu sama dengan luas permukaan tangan pasien. Tangan lho ya, bukan lengan. Namanya juga calon dokter, muncul deh sok bisa ngerawat luka sendiri, gak perlu bantuan orang lain. Aku udah ngelewati blok dermatologi. Memang sudah seharusnya aku menguasai ilmu merawat luka. Aku bersihin pakai antiseptik, terus ditutup pakai kasa biar lukanya ketutup. Luka tertutup dengan manis dan rapi.
Ternyata oh ternyata, besoknya waktu ganti kasa jaringan 'awal penyembuhan'-nya ternyata nempel di kasa. Ya luka lagi. Mungkin kasanya jangan terlalu nempel sama luka. Oke coba lagi, kalo kemaren antiseptiknya ditetesin di kasa, sekarang antibiotiknya diolesin di lukanya. Tapi besoknya lagi tetap sama. Tetap luka lagi. Sesampainya di kampus aku cerita ke temen, dan temenku itu nyaranin bioplacent*n. Katanya bagus dan lukanya gak berbekas. Pulang dari kampus langsung mampir ke apotik dan langsung dipakai. Pakai obat ini lebih nyaman, waktu dioles obatnya gak bikin nyeri dan yang terpenting gak perlu ditutupin kasa. 
Tapi masih ada yang gak beres. Karena itu udah hari ke 3 sejak kepeleset, seharusnya bengkaknya udah agak berkurang. Terbayang-bayang infeksi parah, amputasi, dan komplikasi-komplikasi lainnya akhirnya aku nyerah dan pergi ke dokter. Ke dokter itu berasa buang-buang uang. Bioplacent*n nya disuruh dilanjutin aja, terus sama dikasi analgesik dan antibiotik. Paten. Salahku juga gak minta yang generik.. Tapi ada untungnya juga sih, meyakinkan aku kalau obat yang aku pakai sekarang udah bener.
Dan sampai sekarang udah seminggu sejak kepeleset. Kadang-kadang masih nyeri kalo gerakkin kaki. Lukanya udah mulai mengering. Semoga lukanya gak kebuka lagi dan gak infeksi..

By the way, aku berusaha untuk dapet pelajaran dari kejadian dan luka ini. 
Yang pertama, dokter dan tenaga medis lain gampang banget kasi nasihat 'lukanya jangan kena air ya' 'jangan lupa minum obat ya' 'bengkaknya dikompres aja biar agak kempes' dan nasihat-nasihat lainnya. Dok, jaga luka di kaki biar gak kena air itu susah. Apalagi untuk orang yang punya kebiasaan cuci kaki kayak aku. Dibungkus plastik lah, diangkat diatas kloset, akhirnya pasti tetap kena juga. Intinya, ngomong gampang, tapi ngelaksanainya gak segampang itu. Apalagi kalo pasiennya gak ngerti apa yang dinasihatin dokternya. Gimana mau sembuh coba? Dokter harus ngerti bagaimana cara untuk mengkomunikasikan nasihatnya supaya dapat dimengerti pasien dengan baik. Dokter juga harus mengerti ada beberapa nasihat yang bakal sulit untuk dilakukan pasien. Jangan asal aja ngasih nasihat tanpa memikirkan nasihat itu bakal berhasil dilakukan atau tidak. Itulah pentingnya berpikir holistik.
Kedua, setiap pasien pasti pengen sembuh tanpa perlu ngerasain sakitnya disuntik, tanpa perlu rutin minum obat, tanpa perlu keluar uang untuk periksa ke dokter dan beli obat, dan tanpa pengorbanan yang menyakitkan lainnya. Dokter dan tenaga medis harus bisa membuat pasien nyaman dengan setiap tindakan medis yang dilakukan. Setiap tindakan yang dilakukan juga harus punya manfaat demi kesehatan pasien, bukan sekedar menguntungkan dokter ataupun tenaga medis. 
Ketiga, aku belajar untuk lebih berhati-hati lagi kalau mau belok. Jujur sampai sekarang masih agak trauma kalau lewat belokan.
Keempat, aku selama ini punya pemikiran, dari sejak di SMP atau SMA, denger kata orang sih, katanya kalo gak jatuh gak bakal hebat bawa motor. Mungkin inilah yang jadi celahku. Pemikiran yang salah. Dan akhirnya terjadilah kepeleset itu. Sebenarnya masih ada beberapa accident lain, tapi mungkin ini yang sangat 'berkesan' karena bekasnya masih ada sampai sekarang. Puji Tuhan dari antara tabrakan dan kecelakaan itu gak ada yang parah banget sampai melukai orang lain. 
Kelima, aku juga belajar cara ngerawat luka superficial. Bukannya ngedoain, tapi pasti bakal banyak pasien yang datang ke aku karena luka kayak yang aku rasain sekarang.
Dan terakhir, jangan lupa untuk menanyakan pasien mau diresepkan obat paten atau generik!

Makasih Bapa untuk 'luka' dan pelajarannya :)

Rabu, Mei 22, 2013

Pre-Elektif's Hectic

Detik-detik menunggu waktu pemilihan mata kuliah elektif. Sebenernya biasa aja, tapi yang bikin heboh dan panik itu adalah karena proses pemilihannya serba computerized. Setiap topik punya kuotanya masing-masing, dan kita gak tau ada berapa orang dalam satu angkatan yang pengen topik yang sama kayak kita.
wowowowowo *hebohsendiri*

Aku pengen masuk di Tumbuh Kembang Anak. Gak tau kenapa, pengen aja.
Sebenarnya ada topik penyakit tropis dan katanya semester depan kemungkinan bakal ada elektif ke luar negeri dengan topik tropical medicine. Dan aku juga pengen ngambil spesialis penyakit tropis. Tapi, aku sadar kalo bahasa inggrisku gak jago-jago amat. Apalagi nantinya bakal ninggalin kuliah 1 bulan dan harus ngejar ketinggalan kuliah.


Oke, barusan udah dibuka pendaftarannya. Kecepetan ternyata. Katanya jam 8, tapi dari jam 8 kurang udah dibuka. Tadi sampe heboh sendiri di warnet. Anyway, aku berhasil daftar tumbuh kembang. :D


 
 kira-kira nanti bakalan gimana ya ceritanya? hmm :)