Selasa, Juli 10, 2018

Kesurupan

Tipe-tipe reaksi konversi itu udah keliatan sejak pasiennya baru mau dibopong masuk ke UGD. Biasanya wanita muda, pingsan, dan dibopong orang banyak. Diagnosis bandingnya harus ada reaksi konversi. 

Di suatu malam, waktu aku lagi dinas malam. Datanglah satu pasien. Dateng-dateng pingsan, dianterin temen sekosan. Sekitar 20an orang dateng. Jam 2 pagi.
Dok ini tadi pasien abis kesurupan.
Kesurupan? Terus kenapa dibawa ke UGD?
Deng ada muntah darah juga dok,
Hah muntah darah? Banyak ko? Perut sakit ko sonde?
Sedikit sa dok.. ke bercak-bercak begitu. Tapi ketong takut jadi ketong bawa sa pi rumah sakit....

Lalu tiba-tiba ditengah anamnesa pasien ga sadar.
Kaka nona, bangun dolo.
Gak bangun. Rangsang nyeri di kuku. Gak bangun. Rangsang nyeni di sternum. Gak bangun juga. Lalu temen laki-laki pasien, manggil nama pasien sambil ngelus rambut pasien. Pasiennya buka mata.

#cringemoment

Oke siap kak. Ini jam 2 pagi dan lu main sinetron.
Pasien ini aku diagnosis dengan sindroma dispepsia + REAKSI KONVERSI. Harus banget di bold dan capslock. Kesurupannya sih ga mengarah ke epilepsi. 

Terus biasalah di UGD, injeksi ranitidin.
Kak b suntik obat lambung e.
Pasiennya kaget, yang nganter juga kaget.
Dok, ini kan dia kesurupan to, jadi tausa disuntik. 
Terus untuk apa dibawa ke UGD?? Yasudah kalo sonde mau disuntik ju son apa-apa. Na istirahat disini dulu e kak.

Ada lagi cerita lain.
Pasien dengan tipikal pasien seperti diatas. Dateng dengan keluhan sesak nafas. Tanpa riwayat asma, atau batuk-batuk sebelumnya aka pasiennya sehat walafiat sebelum tiba-tiba sesak nafas. Tanda vital baik, cuma RR takipneu. Paru gak ada ronkhi atau wheezing. Saturasi 99%. Setelah dianamnesa lebih dalam ternyata pasien baru abis bertengkar sama bapak kosannya.
Beberapa saat kemudian, datanglah si bapak kosan. 'Dok, dok, ini pasiennya sesak lagi nih, coba diperiksa lagi dulu' kata si bapak kosan.
Yaiyalah sesak lagi, penyebabnya dateng.
E begitu si bapak kosannya keluar pasien udah ga sesak lagi.


Dapet pasien kayak gini campur aduk rasanya. 
Kesel iya, pengen ngetawain juga iya.

maybe..




Minggu, Mei 06, 2018

Stained Glass Masquerade




Is there anyone that fails?
Is there anyone that falls?
Am I the only one in church today, feeling so small?


Cause when I take a look around
Everybody seems so strong
I know they'll soon discover
That I don't belong


So I tuck it all away
Like everything's OK
If I make em all believe it
Maybe I'll believe it too


So with a painted grin
I'll play the part again
So everyone will see me
The way that I see them


Are we happy plastic people
Under shiny plastic steeples
With walls around our weakness
And smiles that hide our pain


But if the invitations open
To every heart that has been broken
Maybe then we close the curtain
On our stained glass masquerade


Is there anyone who's been there?
Are there any hands raised?
Am I the only one who's traded
In the altar for a stage?


The performance is convincing
And we know every line by heart
Only when no one is watching can we really fall apart


But would it set me free
If I dared to let you see
The truth behind the person
You imagine me to be


Or would your arms be opened
Or would you walk away
Would the love of Jesus
Be enough to make you stay?


Are we happy plastic people
Under shiny plastic steeples
With walls around our weakness
And smiles that hide our pain


But the invitations open
To every heart that's been broken
Maybe then we close the curtain
On our stained glass masquerade


Are we happy plastic people
Under shiny plastic steeples
With walls around our weakness
And smiles that hide our pain


But if the invitations open
To every heart that has been broken
Maybe then we close the curtain
On our stained glass masquerade


If the invitations open
To every heart that has been broken
Maybe then we close the curtain
On our stained glass masquerade


Is there anyone that fails?
Is there anyone that falls?
Am I the only one in church today, feeling so small?


Lyrics by Casting Crown

Senin, April 02, 2018

Makasih ya dok-2

Pas baru selesai nonton pawai paskah, tiba-tiba ada ibu-ibu yang mendekat,
"Dok, ini adek yang kemaren ke UGD gatal-gatal. Sekarang su sembuh."
"Oo begitu ko ma, wi bae su"
"Iya kemaren tuh pulang langsung minum obat, terus setengah jam su sonde gatal le.."
"Iya maa, semoga jang sakit-sakit le e.."
"Makasih e dok.."

Lalu Tya terharu :"

Jumat, Maret 23, 2018

Be patient with our patient

From our perspective, some people just don't want to be healed. They just want to bear the pain, cover it with what they think could heal, but actually it couldn't.
It's kinda frustating for us. We want to do the best with all we know. But patient have one power of autonomy. They choose what they want, whether it's good or bad.

So, good luck man. Hope not to see you soon.
(Ya ini sarkas)


*edisi masih kesel sama pasien susp peritonitis ec appendisitis akut kemaren yang minta pulang paksa*

Rabu, Maret 07, 2018

Perspektif berbeda

Kalau kita sebagai dokter coba melihat dari perspektif yang berbeda, susah ya jadi pasien. Datang terlalu awal salah, datang pas udah ada komplikasi juga salah.
Kalau dateng pas awal-awal sakit, dokternya (mungkin tya doang sih, yang lain enggak) ngedumel (dalem hati)
'mama e, ini anak baru demam 1 hari, baru muntah 1 kali sa ju su bawa pi rumah sakit ni, langsung tepa di UGD le, jam 2 pagi le. Ke sonde bisa tahan le besok pi di puskesmas begitu ko'

Terjemahan
Aduh mama, ini anaknya baru juga demam 1 hari, baru juga muntah 1 kali, kok ya kenapa langsung dibawa ke rumah sakit, langsung ke UGD juga, jam 2 pagi juga. Harus banget ya, gabisa kah nahan-nahan besok paginya baru dibawa ke puskesmas?

Tapi kalo datengnya telat, apalagi pas udah parah-parahnya, tya juga kesel dan marah-marah,
'Ini kenapa baru bawa sekarang, aer su naek di batang leher baru bawa datang ni'

Terjemahan
'Ini kenapa baru dibawa sekarang, udah sakit parah kayak gini baru dibawa ke sini'

Atau ini lagi, yang paling ngeselin, pasien datang ke UGD, malam-malam, dengan KU baik,
'Dok, mau minta obat'
'Sakit apa kaka?'
'Sakit .... (isi sendiri, bisa keluhan demam 2 hari atau keluhan-keluhan ringan lainnya)'
'Kenapa tadi pagi tidak ke poli saja kaka?'
'Tidak ada waktu, tadi pagi kerja na dok'
Tya dalam hati, 'lu pikir UGD tuh sama ke klinik dokter yang buka sore/malam? tau sonde UGD itu kepanjangannya UNIT GAWAT DARURAT, terus lu kira lu pung sakit gawat darurat? Lu kalo mo minta obat kenapa sonde sekalian pi klinik dokter sa, banyak to diluar sana. Bilang sa lu  pamalas antri to'

Terjemahan
Dikira UGD tuh sama kayak klinik dokter yang buka sore/malam ya? Tau ga sih kepanjangannya UGD itu UNIT GAWAT DARURAT,  sekarang coba dipikir baik-baik, apakah sakitnya gawat darurat? Kalau cuma mau minta obat kenapa ga sekalian ke klinik dokter, kan banyak diluar sana. Bilang aja males antri kan.

#sabarbusabar

Coba sekarang kita lihat dari perspektif berbeda, perspektif pasien dan keluarganya. Pasien enggak pernah dapet edukasi tentang mana yang gawat mana yang tidak gawat. Walaupun ada sih tipe-tipe oportunis yang sudah tau tapi coba nyari celah. Tapiii, sebagian besar pasien masih belum mengerti. Mereka cuma mengandalkan insting, saran/pengalaman orang lain dan google. Apalagi pas sakit udah gabisa berpikir jernih lagi. Taunya kalau sakit ya ke dokter. Kepikiran dokter dimana ya udah kesitu aja. Mau UGD kek ga peduli. Pokoknya diperiksa dokter, dapat obat, sembuh.

Yang belajar bertahun-tahun tentang penyakit siapa? Kita. Yang mengerti perjalanan penyakit siapa? Kita juga. Yang seharusnya ngajarin pasien tentang hal ini siapa? Ya kita juga.
Karena kita lebih tau, sedangkan pasien (dan keluarganya) tidak, jadi kita harus lebih maklum dengan kondisi saat ini. Jangan bosen-bosen konseling infomasi dan edukasi. Jangan bosen-bosen ngasi tau seharusnya bagaimana. Dan yang paling penting, jangan lupa edukasi gaya hidup sehat, kan mencegah lebih baik daripada mengobati.

Tetap semangat ts!
Salam #kotakupangsehat2018

Kupang, 6 Maret 2018